Viktor Laiskodat Dorong Undana Jadi Kampus Pemecah Masalah NTT
KUPANG (19 Desember): Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat, menegaskan Universitas Nusa Cendana (Undana) harus menjadi kampus yang menjawab persoalan nyata masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai dari kemiskinan, pangan, kelautan, hingga energi terbarukan.
Menurut Viktor, pendidikan tinggi tidak boleh hanya melahirkan lulusan pencari kerja, tetapi harus mampu menghasilkan solusi konkret berbasis riset dan sumber daya lokal.
“Kalau itu terjadi berarti kampus itu maju, berarti kita menjawab tantangan masyarakat, menjawab tantangan negara, dan mampu membuat orang sukses,” kata Viktor saat memberikan kuliah umum di Kampus Undana, Kupang, NTT, Jumat (19/12/2025).
Ia menyoroti pentingnya perubahan mindset dalam dunia pendidikan. Viktor menyebut cara berpikir yang benar akan melahirkan tindakan yang benar.
“Orang yang cara berpikirnya benar, dia akan melakukan hal yang benar. Orang yang cara berpikirnya salah, pasti salah,” ujarnya di hadapan civitas akademika Undana.
Viktor menyinggung paradoks kemiskinan di NTT yang dikelilingi laut, namun Indonesia masih mengimpor garam jutaan ton setiap tahun. Ia menilai sistem pendidikan harus didesain untuk menjawab persoalan tersebut.
“Kita punya masalah terhadap garam, maka prodi yang dibangun dalam sebuah perguruan tinggi adalah prodi tentang bagaimana membangun garam yang gampang tanpa perlu harus dijemur terlalu lama,” katanya.
Selain garam, Viktor juga menekankan potensi besar rumput laut, perikanan, dan peternakan yang harus diolah melalui mekanisasi dan inovasi teknologi. Ia menegaskan tidak ada daerah yang bisa keluar dari kemiskinan tanpa riset.
“Tidak ada satu negara ataupun daerah maju tanpa riset, tidak ada,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur NTT (2018-2023) itu secara terbuka menawarkan kerja sama antara Undana dan dunia usaha.
“Saya sebagai pengusaha menawarkan diri untuk bekerja sama dengan Undana. Kami siapkan uangnya, Undana siap teknologinya, kita lahirkan mesin-mesin terbaik,” kata Viktor.
Ia bahkan mendorong agar Undana menjadi pionir dalam pengembangan mesin pengering ikan, garam, pertanian, hingga pengolahan hasil peternakan agar masyarakat tidak lagi bergantung pada produk impor.
“Tidak ada provinsi ini keluar dari kemiskinan kalau tidak mulai bergerak dengan secara mekanisasi,” tegasnya.
Viktor juga mengingatkan mahasiswa agar tidak membatasi cita-cita hanya menjadi pegawai negeri, seraya mendorong lulusan Undana menjadi inovator dan wirausaha.
“Ilmu pengetahuan itu membebaskan. Aneh sekali kalau orang berpengetahuan tapi dia terpenjara,” ujarnya.
Menutup kuliah umum, Viktor menekankan bahwa keberhasilan harus diukur secara nyata. “Sukses itu diukur dari tangible dan intangible. Bukan hanya kaya pengetahuan, tapi kaya uang juga,” pungkasnya sembari berharap Undana mampu melahirkan generasi muda NTT yang mandiri, inovatif, dan sejahtera. (*)