Politik Bukan Sesuatu yang Mesti Dihindari
JAKARTA, (23 April): Sekolah Kader Partai NasDem Angkatan ke 13 resmi ditutup, di Kampus Akademi Bela Negara (ABN) NasDem di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu, (22/4). Sekitar 450 pelajar dari 30 SMA di Karawang, Purwakarta, dan Bekasi, Jawa Barat, yang turut serta dalam pendidikan tersebut mendapat apresiasi tinggi karena keseriusan mereka dalam belajar politik.
Gubernur ABN Partai NasDem I Gusti Kompyang Manila yang menutup sekolah kader ke-13 tersebut menilai para peserta menunjukkan semangat luar biasa.
"Saya saat ini 76 tahun. Ketika saya seumuran kakak-kakak masih tanpa sepatu, pulang sekolah mengambil sapi. Saya kagum dan iri dengan kalian, saya tidak mengalami seperti kalian. Baru selesai SMA sudah diberi pengetahuan politik yang baik," ujarnya.
Manila berharap, 10 tahun mendatang, peserta sekolah politik NasDem bisa menjadi pemimpin yang bisa membawa Indonesia lebih baik. Ia juga berpesan agar para peserta dapat menjaga nama baik alumni ABN.
"Bukan politik yang berani berapa, bukan hanya mengejar kekuasaan. Politik memang untuk mencari kekuasaan, tapi dari kekuasaan itu harus menghasilkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Buat negara ini bangga," tandas Manila.
Ketua DPW NasDem Jawa Barat Saan Mustopa juga mengapresiasi semua pihak atas berjalannya Sekolah Kader Partai NasDem Ke-13 sejak 19 April 2018 hingga kemarin. Menurutnya, ABN telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa kepada seluruh peserta.
Melalui ABN, peserta bisa berinteraksi bukan hanya dengan peserta satu sekolah, melainkan juga dapat bertemu dengan peserta di luar sekolah.
"Ini penting, modal yang namanya jaringan dan persahabatan menjadi sangat penting ke depan. Modal ini akan sangat bermanfaat 5-10 tahun mendatang," ucap Saan.
Ia berharap apa yang sudah didapatkan peserta selama di kampus ABN bisa diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Saan melihat lewat video dokumenter yang sempat ditayangkan ada kebahagiaan yang terpancar dari wajah para peserta ABN saat diberikan materi oleh para fasilitator. Kecemasan yang sempat dirasakan peserta dan orangtua peserta sirna setelah mengikuti kegiatan.
"Maka yakinkan mereka semua, yang namanya belajar politik, yang namanya politik, dan sekolah akademi di sini itu tidak seperti yang dibayangkan. Bahwa politik selain mulia, juga membangun rasa kebahagiaan, ada keceriaan buat kita semua. Politik bukan sesuatu yang mesti dihindari, melainkan bagian yang harus kita geluti dan dekati," papar Saan.
Saan berharap kebahagiaan yang didapatkan di ABN terus dilakukan dan dapat ditularkan ke semua pihak, baik di sekolah, keluarga, maupun di mana pun mereka berada.
"Penting, karena perubahan hanya bisa terjadi kalau kesadaran yang kita miliki kita tularkan kepada orang lain," pungkasnya. (MI/*)