Infrastruktur Kunci Pertumbuhan Ekonomi
JAKARTA, (25 April): Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3% pada tahun 2018 dinilai cukup realistis untuk tercapai. Kebijakan pemerintah yang terus berfokus untuk membangun infrastruktur turut menambah optimisme pencapaian angka pertumbuhan ekonomi yang telah diproyeksikan oleh Bank Dunia tersebut.
Hal tersebut diutarakan Ketua DPP Partai NasDem Bidang Ekonomi Rachmat Gobel saat menjadi narasumber dalam acara talk show Ngobrol Pintar Soal Restorasi (Ngopi Sore) yang rutin diadakan tiap Rabu sore di Gedung DPP NasDem.
"Kebijakan pemerintah yang fokus berinvestasi pada infrastruktur sangat membantu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar," ujar Gobel, Rabu (25/4).
Mantan Menteri Perdagangan tersebut mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan kunci pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Infrastruktur berupa bandara, pelabuhan, maupun jalan raya yang memadai dinilai sangat efektif untuk meningkatkan efisiensi distribusi barang.
"Otomatis harga barang untuk sampai ke konsumen bisa semakin murah sehingga daya beli masyarakat juga nanti akan semakin tinggi. Infrastruktur dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas," ungkapnya.
Gobel melanjutkan, infrastruktur yang baik dapat mendorong para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Berdasarkan pengalamannya, Gobel menerangkan bahwa sebelum berinvestasi di Indonesia, para investor tersebut selalu menimbang faktor infrastruktur.
"Investor sekarang melihat infrastruktur di Indonesia sudah positif, kalau ada yang mengatakan masih kurang menurut saya itu hal yang wajar karena tidak mungkin menyelesaikan masalah dalam jangka pendek," ungkapnya.
Selain melakukan perbaikan infrastruktur, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Gobel menjelaskan bahwa pemerintah juga perlu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan produk dalam negeri yang bisa di ekspor ke luar negri.
"Kita juga harus memperkuat produksi di bidang pertanian, perkebunan, dan kelautan untuk dapat diekspor ke luar," paparnya.
Mengenai hutang pemerintah yang selalu mendapat kritik, Gobel menjelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas hutang adalah merupakan hal yang wajar. Setiap negara yang ingin maju mengejar ketertinggalan pasti memiliki utang luar negri.
"Hutang itu adalah hal yang wajar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi asalkan digunakan untuk hal produktif bukan konsumtif. Namun saya percaya kepada Pemerintah karena terbukti berhutang untuk berinvestasi di bidang infastruktur," tutur Gobel. (Uta/*)