NasDem Bukan Partai Kafir

JAKARTA, (3 Mei): Ketua DPP NasDem Bidang Keagamaan dan Masyarakat Adat Partai NasDem Hasan Aminudin menegaskan bahwa NasDem adalah partai politik dengan idealisme nasionalisme kebangsaan yang menjunjung tinggi keberagaman. Setiap kader NasDem berdakwah keagamaan sesuai dengan keyakinannya mereka masing-masing .

"Partai NasDem bukan partai kafir seperti apa yang distigmakan. Semua orang di sini beragama sesuai dengan keyakinannya masing-masing," tutur Hasan Aminudin dalam acara 'Ngaji Kebangsaan' yang berlangsung di Kampus ABN Partai NasDem, Jalan Pancoran Timur II, Jakarta Selatan, Rabu (2/5).

Hadir dalam kegiatan tersebut sebagai pembicara Romo Franz Magnis Suseno, KH Masdar Farid Mas'udi, Abdul Rohim Ghazali, Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah. Acara dimoderatori oleh Taufik Damas, Lc.


BACA JUGA : NasDem Istiqomah Jalankan Dakwah Kebangsaan

Di kesempatan yang sama, Franz mengagumi konsistensi NasDem dalam menjaga keberagaman. Menurutnya, nasionalisme dan demokrasi adalah dua unsur kunci bagi Indonesia dalam menjaga keberagaman.

"Yang mempersatukan Indonesia adalah rasa kebangsaan nasionalisme. Demokrasi jadi cita-cita sebelum proklamasi. Saya harapkan negara ini tetap bersatu dalam satu kebangsaan dalam demokrasi," ujarnya.

Franz menilai Indonesia adalah bangsa yang sangat religius. Tidak ada yang berhak melegitimasi bangsa Indonesia sebagai seseorang yang kafir atau tidak beragama. Agama yang ada di setiap individu memiliki peranan yang sangat penting untuk Indonesia.

"Kalau keagamaan bangsa Indonesia terintegrasi dalam kebangsaan, maka Indonesia akan semakin kuat secara internal dan akan maju. Sangat penting untuk negara ini menjadi negara religius," tuturnya.

Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah Rohim Ghazali menjelaskan bahwa Islam tidak pernah berniat mendirikan negara. Menurutnya, negara Islam merupakan bentuk pembaruan yang sesat dan sangat mengada-ada.

"Muhammadyah merupakan salah satu agen Islam moderat di Indonesia. Dalam kerangka konseptual Muhammadiyah sangat mengedepankan Islam kemajuan. Islam yang harus menghargai ilmu pengetahuan dan perkembangan zaman," ujarnya.(*)

Add Comment