Siti Nurbaya Sebut Demokrasi di Indonesia Sangat Mengkhawatirkan

JAKARTA (9 Mei):  Kader Partai NasDem Siti Nurbaya Bakar selaku penggagas acara Dialog Selasa menyebut bahwa demokrasi di Indonesia telah memunculkan ciri demokrasi yang dianggap lemah dalam beretika.

Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, demokrasi yang lemah beretika itu, menurut Siti Nurbaya, telah merambat ke tingkat akar rumput dan berstatus sangat mengkhawatirkan.

Jika demokrasi hanya dicirikan dengan sistem pemilihan umum atau pendekatan elektoralisme, seperti diungkap Siti Nurbaya, maka demokrasi hanya diartikan sangat sempit dan menyuburkan tumbuhnya rezim-rezim yang berebut kekuasaan.

“Demokrasi seperti itu, jelas sangat berisiko,” kata Siti Nurbaya dalam acara Dialog Selasa di Auditorium DPP Partai NasDem, Jakarta, Selasa (8/5).  Dialog Selasa yang baru pertama kali diselenggarakan dan direncakan rutin digelar tiap Selasa itu mengambil tema 'Kohesi Sosial yang Mulai Retak di Masyarakat'.

Mengutip Olle Tornquist, penulis buku State and Civil Society in Indonesia, Siti Nurbaya mengatakan, jika demokrasi model seperti itu diteruskan, bukan tidak mungkin akan lahir situasi yang lazim disebut 'demokrasi kaum penjahat'.

Ia menengarai demokrasi kaum penjahat itu sudah menggejala di Indonesia.

"Ancaman seperti ini sudah muncul ketika perilaku anarkis muncul saat pilkada," ungkap Nurbaya.

Persoalan yang paling mutakhir, disebut Nurbaya, adalah lemahnya komunikasi politik, munculnya isu dan kesimpangsiuran informasi. Ini lebih mengkhawatirkan sebab 'demokrasi penjahat' sudah benar-benar dimasukkan ke akar rumput.

Pada situasi yang demikian, tambah Nurbaya, yang dibutuhkan adalah pelajaran, pemaknaan dan penerapan demokrasi yang berlandaskan pada etika moral yang diikuti dengan penegakan hukum.

Dalam hal ini, demikian Siti Nurbaya, peran politik sangat penting untuk proses demokratisasi secara bermoral.(*)

Add Comment