Rajab Segera Luncurkan 'Corat-Coret di Kaki Langit'

MAKASSAR, (12 Juni): Namanya Muhammad Rajab. Wakil rakyat yang punya segudang kesibukan berdialektika demi kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat di Sulawesi Selatan.  Boleh dibilang Muhammad Rajab menjadi sosok wakil rakyat 'luar biasa' karena mampu memanifestokan keresahan hidup melalui sebuah karya tulisan.

Dengan sentuhan tangan dan imajinya, Rajab mulai menulis dan menghasilkan buku pertamanya berjudul 'Dasi Sang Presiden'. Buku itu setebal 308 halaman yang memuat berbagai macam tema seperti agama, sosial, politik, dan pemerintahan. Setelah diluncurkan, buku tersebut menyita perhatian publik.

Kali ini, Politikus Partai NasDem Sulawesi Selatan itu kembali akan merilis buku dengan judul 'Corat-Coret di Kaki Langit dan Esai-Esai Lainnya'. Sebuah esai keresahan hidup yang dikumpulkannya mulai tahun 2016 lalu.

"Dalam tingkatan dan kedudukan apapun dalam hidup ini, masalah akan senantiasa datang silih berganti. Jika kita hidup dalam balutan kemiskinan, tentu saja masalah yang dihadapi seputar pemenuhan kebutuhan hidup. Sementara ketika kita hidup berkecukupan harta. Masalah hubungan kekerabatan, ataukah masalah utang piutang yang akan datang menghampiri. Jadi tidak ada manusia yang terbebas dari masalah. Manusia diciptakan untuk menyelesaikan masalah hidupnya dengan panduan dariNya," demikian kutipan Rajab dalam buku Corat-Coret di Kaki Langit dan Esai-Esai Lainnya.

Rajab juga mengungkapkan, tulisan esainya yang terkumpul dalam buku Corat-Coret di Kaki Langit dan Esai-Esai Lainnya, adalah sebagian besar ia tulis di kisaran tahun 2016 yang lalu. Setahun lebih mengendap. Tapi, air yang diendapkan itu secara perlahan bisa memisahkan air dan lumpur yang menyertainya.

"Menulis dengan ragam aktivitas seperti ini memang sangat sulit untuk dilakoni. Selain karena faktor sulitnya menemukan ide, faktor yang lain adalah tidak mudahnya mood untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan," ungkap Rajab.

Lebih jauh disampaikan Rajab, Ketika buku pertama terbit, 'Dasi Sang Presiden', seorang karib menantang saya untuk segera melahirkan adik kandung dari buku itu.

"Tantangan itu membuat saya memaksa diri untuk selalu menyiapkan waktu membuat tulisan apa pun agar suatu waktu bisa dikumpulkan untuk diterbitkan menjadi buku. Mungkin kumpulan esai ini merupakan hal sepele bagi orang lain, tapi bagi saya, buku ini merupakan proses dokumentasi atas tulisan-tulisan dan tentunya pikiran atau renungan saya," cerita Rajab bagaimana motivasi sehingga menghasilkan kumpulan esai yang akhirnya bisa menjadi sebuah buku.

Dalam buku kedua itu, juga termaktub pandangan Ketua Garda Wanita Partai NasDem Sulawesi Selatan Andi Rachmatika Dewi. Cicu sapaan akrabnya, menilai bahwa buka kedua dari M Rajab tak sekedar corat-coret.

"Ini ibarat membaca pengalaman dari seorang insan yang telah banyak mendulang inti sari kehidupan. Ketika zaman banyak bertumpu kepada peredaran informasi yang begitu cepat, Kaka Rajab lebih memilih tulisan sebagai alat rekamnya. Tentu ini satu pekerjaan yang membutuhkan banyak kepekaan dan perhatian dari kesibukannya selama ini. Dari sisi ini Kaka Rajab telah berperan lebih, mengingat tugasnya sebagai seorang wakil rakyat. Kerja produktif dari Kaka Rajab ini, karena menggunakan bahasa yang ringan, dan diulas dengan cara apa adanya, membuat pembaca lebih mudah mengomsumsinya. Lebih dari semua itu, buku ini bukan sekedar corat coret," tanggap Cicu. (*)

Add Comment