Wanda Hamidah Bicara Masa Depan Anak Indonesia
JAKARTA, (24 Juli): Ketua Garda Wanita (Garnita) NasDem DKI Jakarta, Wanda Hamidah, mengatakan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 ada sekitar 83,99 juta anak Indonesia, yang seharusnya menjadi modal besar menuju Indonesia emas.
Hal itu diutarakannya dalam acara “Ekspos Hasil Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Anak Tahun 2018” yang diadakan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di Hotel Ibis Jakarta, Jalan KH. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Senin (23/7).
Wanda yang datang sekaligus mewakili Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Bidang Perempuan dan Anak, Amelia Anggraini ini menegaskan bahwa sejak masa kandungan anak-anak kita sudah memiliki haknya yang harus bisa dilindungi.
“Anak sejak dalam kandungan sudah memiliki hak-hak yang harus dilindungi baik oleh orang tuanya, orang lain maupun oleh negara,” terangnya.
Wanda melanjutkan, hak hak dasar sebagai anak bangsa Indonesia harus terpenuhi. Ia menyebut saat ini ada sekitar 1.072.624 atau sekitar 86,49% anak usia 1-18 tahun yang belum memiliki akte kelahiran, yang menjadi modal utama untuk mengakses pendidikan dan kesehatan di negara ini.
“Perlindungan terhadap anak tentunya bukan hanya itu, tapi juga harus menyelesaikan masalah dan melindungi anak dari kasus-kasus yang sering terjadi seperti: anak sebagai korban dari kasus pornografi, cybercrime, kekerasan dari orang tua, trafficking dan esploitasi dan yang sedang marak sekarang adalah bullying, yang akan terus membekas selama masa hidupnya,” tambahnya.
Ia mengajak semua pihak untuk bisa bersama-sama menjadikan negara Indonesia sebagai tempat terbaik bagi tumbuh kembang anak. Menurutnya dibutuhkan kerja sama yang apik dari semua pemangku kebijakan.
“Harus ada kerja sama dari semua pihak, dari legislatif sebagai pembuat peraturan yang memihak kepada hak anak, dari eksekutif yang memberikan kebijakan memihak kepada anak dan tentunya dorongan yang kuat sebagai ujung tombak adalah masyarakat,” ungkapnya.
Wanda menegaskan, kekerasan yang terjadi pada anak-anak akan tersimpan dalam memori sepanjang hidup mereka. Bahkan bisa menimbulkan kepribadian gelap yang dimungkinkan akan muncul ketika mereka dewasa.
“Kembalikan masa depan mereka dengan ikut berpartisipasi dalam memberantas kekerasan terhadap anak. Berikan bekal masa depan terbaik dari sekarang. Stop kekerasan pada anak,” tegasnya.
Dalam acara kali ini juga dilakukan deklarasi komitmen bersama mewujudkan Indonesia ramah anak oleh partai politik bersama KPAI, KPU dan Bawaslu yang dihadiri semua partai politik bidang perempuan dan anak.(*)