Surya Paloh: Jokowi-Ma'ruf Wujudkan Koalisi Nasionalisme Religius

JAKARTA (2 September): Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menuturkan kehadiran pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin merupakan konsep ideal dari Indonesia yang menginginkan koalisi nasionalis dan religius.  Jokowi-Ma'ruf diyakini bisa menyelesaikan konflik perbedaan prinsip ideologi antara kehidupan berbangsa dan keagamaan. 

"Saya mengikuti benar-benar pemikiran yang telah diutarakan calon wakil presiden kita Bapak KH Prof Ma'ruf Amin, sejujurnya saya harus kasih tahu kepada kalian, saya kagum dengan beliau," tutur Surya saat bertemu dengan wartawan di sela-sela acara Pekan Orientasi Caleg NasDem DPR RI di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Minggu (2/9). 

Gagasan keagamaan Ma'ruf yang menekankan Islam Nusantara di Indonesia merupakan pemikiran yang selaras dengan NasDem yang membawa gagasan politik perubahan restorasi Indonesia. Islam Nusantara merupakan nilai-nilai keisalaman yang dapat menyepakati kultur budaya kehidupan bernegara dengan budaya masyarakat yang majemuk. 

"Besar sekali artinya karena pikiran-pikiran yang jelas, apa yang disampaikan Pak Ma'ruf Amin itulah sejatinya, esensinya politikal gagasan Partai NasDem yaitu membawa perubahan restorasi Indonesia, ini benar saya katakan," papar Surya. 

Dalam kesempatan yang sama, Ma'ruf menekankan bahwa dirinya akan membantu Jokowi dalam mewujudkan landasan untuk membuat Indonesia lebih maju pada 2024. 

Dirinya pun secara khusus mengucapkan terima kasih kepada NasDem yang telah memberinya kesempatan mendampingi Jokowi. 

"Oleh karena itu maka seharusnya beliau (Jokowi) diberi kesempatan lagi sehingga beliau delapan  tahun menyiapkan runway sehingga 2024 tinggal landas dan dilanjutkan pemimpin muda generasi milenial," papar Ma'ruf. 

Untuk mewujudkan landasan tersebut, Ma'ruf menjelaskan bahwa bangsa ini tidak perlu lagi menyibukkan diri dengan konflik ideologis. Keutuhan bangsa merupakan syarat utama yang dibutuhkan untuk membawa kemajuan. Dengan begitu, 2024 Indonesia bisa memantapkan diri mengejar kemajuan. 

"Bagi kita umat Islam, negara ini bukan negara Islam tapi negara kesepakatan. Islam Indonesia adalah islam kaffah wa almizah yang disertai kesepakatan," terangnya. (Uta)

Add Comment