Panggilan Nurani Seorang Pak Ali
SLEMAN (13 Oktober): Sosok Muhammad Aliyudin (Pak Ali) begitu dikenal masyarakat Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bagaimana tidak? Sejak tahun 2009 ia sudah melakukan pendampingan kepada orang banyak mulai dari sahabat disabilitas, warga miskin hingga lansia.
“Semua saya lakukan bukan pada saat ini saja tapi sudah sejak tahun 2009. Ini semua sifatnya sosial tidak ada apa-apanya dan tidak digaji,” katanya saat dihubungi partainasdem.id, Jumat (12/10).
Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Sleman ini pun bergabung ke Partai NasDem usai melihat adanya kesamaan prinsip antara Partai NasDem dengan dirinya.
Pria kelahiran Padang Sidempuan ini menjalani kesehariannya sebagai petani dan peternak di lahan miliknya yang sebagian merupakan lahan sewaan.
Satu hal yang dapat kita ambil pelajaran dari sosok Pak Ali adalah kepercayaannya kepada Sang Pencipta yang begitu tampak dalam setiap kesehariannya.
Pak Ali memandang kecelakaan yang merenggutnya bukanlah satu halangan untuk terus berbuat baik.
Kini ia justru merasa pencapaian terbaik dalam hidupnya adalah apabila ia bisa membantu dan membahagiakan orang lain.
“Saya sangat senang bila mencapai apa yang memang dibutuhkan orang lain. Saya sangat gembira kalau saya bisa melayani orang dengan apa yang dia inginkan,” katanya.
Beberapa contoh di antaranya adalah ketika ia dapat membantu sahabatnya mendapatkan kaki palsu atau alat bantu dengar yang terus ia perjuangkan lewat jalur birokrasi dan kekeluargaan.
“Ini panggilan nurani. Saya sangat bahagia saya tidak menerima apa-apa tapi itu jadi kebahgiaan tersendiri bagi saya,” tukasnya.
Rumah Pak Ali kurang lebih berjarak 14 km dari Gunung Merapi Yogyakarta. Suasana asri dengan hamparan kebun salak di sekelilingnya menjadi pemandangan sehari-harinya.
Satu ketika Pak Ali melihat tayangan yang mengabarkan Partai NasDem adalah partai yang anti mahar.
Berlandaskan rasa penasarannya, Pak Ali bertolak menuju Kantor NasDem Sleman. Istimewanya ia sama sekali tidak mengetahui di mana lokasi persisnya. Ia hanya bermodalkan peta di ponselnya.
“Saya punya prinsip ini kemauan saya, makanya saya harus jalankan,” ujarnya.
Dengan niat ibadah lillahitaala Pak Ali memutuskan untuk maju di pileg DPRD Kabupten Sleman dari Dapil I. Pak Ali yang sudah berkecimpung lama di dunia disabilitas ini melihat masih banyak impian dan cita-cita yang belum terealisasi.
“Berjuang restorasi sama-sama saya tidak punya beban intinya saya terima dan langsung daftar padahal banyak yang meminang saya,” ungkapnya.
Tidak seperti caleg lain, Pak Ali mengaku tidak punya apa-apa di pileg tahun depan. Tapi ia selalu optimistis dan percaya dengan Tuhannya. Semangat dan komitmennya terus hadir menghiasi senyum-senyum masyarakat.
“Banner belum punya alhamdulillah kartu sudah ada teman-teman yang membelikan,” pungkasnya.(*)