Kasus Patrialis Bukan Hanya Masalah Parpol
JAKARTA (1 Februari): Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengaku prihatin dengan musibah yang menimpa Mahkamah Konstitusi. Terulangnya kasus korupsi yang dilakukan Hakim MK sebaiknya dapat menjadi perhatian serius untuk pembenahan ke depannya.
"Itu adalah berita bencana dan sedih sekali kita. Bagaimanapun institusi yang menjaga azas kepantasan, kepatutan, dan moralitas, sekali lagi malah mendapat cobaan seperti ini," ujar Surya Paloh di Kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (31/1).
Pendiri NasDem ini menilai upaya untuk mencegah terulangnya kasus serupa tidak bisa hanya mengandalkan rencana pengetatan seleksi calon hakim MK, yakni dengan merevisi UU 4/2014 tentang Mahkamah Konstitusi. Faktor moralitas pun harus diperhitungkan agar praktik lancung seperti itu dapat dihentikan.
"Tidak ada artinya semua peraturan formal, legal, yuridis yang ada ketika itu tidak disertakan dengan semangatnya. UU ada tetapi semangat untuk menjalankannya tidak ada. Saya pikir sayang sekali," papar Surya seperti dilansir dari mediaindonesia.com
Tertangkapnya Patrialis Akbar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seolah menambah panjang catatan hitam MK. Sebelumnya, pada 2013 KPK juga meringkus mantan Ketua MK Akil Mochtar, lantaran tersandung perkara serupa.
Patrialis diketahui berlatar politisi PAN dan Akil dari Partai Golkar. Namun, sambung Surya, perilaku kedua hakim MK itu tidak boleh disimpulkan akibat dari kesalahan parpol dalam membina kadernya.
"Ini bukan hanya masalah parpol, tapi ini memang masalah manusianya. Gak ada itu yang menjamin parpol itu lebih baik, pasti (kadernya baik)," ujarnya.
Oleh karena itu, imbuh dia, persepsi minus yang terbangun sejauh ini jangan sampai malah bertujuan meniadakan lembaga-lembaga resmi. Harus ada semangat bersama untuk memperbaiki.
"Jika hari ini salah dan esok masih salah, tapi bukan berarti kita menyerah untuk memperbaikinya. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahan lagi," tutup dia. (*)