Sejuta Keteladanan dari Moch Farid Alfauzi

BANGKALAN (19 Oktober): Ketokohannya begitu kental di masyarakat Jawa Timur terutama di daerah Kabupaten Bangkalan, Madura.  Pria asli kelahiran Bangkalan satu ini terbilang sukses di berbagai bidang, baik akademis, maupun karier politiknya.

Tahun 2014 yang lalu Moc Farid Alfauzi berhasil melenggang ke parlemen pusat DPR RI setelah berhasil meraih 115.963 suara. Setahun belakangan ia mendapat dorongan dari masyarakat untuk kembali ke kampung halaman untuk ikut di Pilbup Bangkalan sebagai calon bupati. 

Ia merupakan representasi santri yang sukses. Dirinya mengawali pendidikannya dari Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Demangan Barat Bangkalan hiingga tahun 1988 dan melanjutkan ke jenjang S1 Teknik Kimia di Institut Teknologi Surabaya (ITS).

Keteladanan awal yang diberikan seorang Farid adalah tidak pernah melupakan jasa guru-guru yang telah mengantarkannya hingga menjadi seperti sekarang ini.

Pernah di satu waktu sekitar tahun ke belakang ia melihat sosok gurunya di salah satu rumah makan. Sontak saja tanpa membutuhkan waktu lama ia segera meraih tangan sang guru dan menciumnya.

Menurutnya, prestasi gemilang dan pengalaman luar biasa di kancah perpolitikan maupun pendidikan di Indonesia tidak akan dicapainya tanpa peran guru-gurunya di pondok pesantren dan di sekolah.

“Seharusnya kacang tidak boleh lupa pada kulitnya,” tukasnya.

Lulusan S2 Bisnis Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini juga dikenal memiliki karakter yang kuat seperti ketegasan dan semangat optimismenya yang selalu ia tunjukkan.

Bagi Farid pendidikan adalah satu hal yang harus terus dilakukan tanpa pandang usia. Ia pun melanjutkan studinya hingga berhasil menyelesaikan S3 Bisnis di Universitas Airlangga Surabaya.

Farid Al Fauzi mengemukakan bahwa anak-anak muda haruslah memiliki semangat yang lebih besar daripada dirinya yang hingga hari ini masih terus tanpa lelah mengemban tugas dalam mengarungi lautan ilmu pengetahuan.

“Jadi pemuda itu jangan mengandalkan anaknya siapa, seperti halnya apa yang disampaikan Sayyidina Ali. Laisal fata manyaqulu hadza abi walakinnal fata manyaqulu ha anadza (anak muda itu bukan yang bangga bilang ini bapakku tapi ini aku),” terangnya.

Ketua PTK HMI Cabang Surabaya ini mengajak anak-anak muda di Indonesia terutama di tanah kelahirannya Bangkalan untuk dapat menerobos dinding-dinding yang menghambat untuk maju.

“Berani bangkit, sehingga nantinya mampu secara bersama-sama mengawal dan membangun Bangkalan menjadi lebih baik,” tandasnya.

Kini sang juru teladan telah bergabung ke dalam arus besar gerakan restorasi Indonesia bersama Partai NasDem dan maju sebagai caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Jawa Timur XI nomor urut 5.(*)

Add Comment