Surya Paloh Dapat Gelar Kehormatan Adat Maluku
AMBON (6 November) : Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dianugerahi gelar kehormatan adat "Mua Jaiyo Yang Emalopi Tulae Emakanan, Tae Horoillo Nae Mua lepunnyo Heiye" yang artinya gelar kehormatan bagi pemimpin berani yang membawa perubahan kepada masyarakat Maluku.
Gelar tersebut diberikan oleh Majelis Latupati Maluku selaku lembaga adat yang mewadahi berhimpunnya raja-raja representasi masyarakat adat Maluku.
Penganugerahan tersebut diberikan dalam acara Apel Siaga Pemenangan dan Orientasi Caleg NasDem se Maluku yang berlangsung di Gedung Swalima, Karang Panjang, Ambon, Maluku, Selasa (6/11). Surya mengaku gelar yang diberikan tersebut merupakan sebuah kehormatan bagi dirinya selama memimpin NasDem.
"Sungguhlah sekali lagi ini merupakan kehormatan. Ini tugas dan kewajiban bagi saya untuk menjaga kehormatan yang diberikan ini," tegas Surya.
Di hadapan para kader dan 335 caleg NasDem yang hadir, Surya juga menjelaskan NasDem hadir untuk mengubah persepsi masyarakat tentang parpol. Parpol, kata Surya, saat ini masih dipandang negatif hanya sebagai institusi pengejar kekuasaan.
"Padahal dalam sistem demokrasi yang kita miliki, keberadaan institusi parpol adalah suatu hal yang fundamental dalam pilar demokrasi," paparnya.
Mengingat pentingnya peran parpol bagi demokrasi, Surya berpesan agar para kader NasDem bisa mengutamakan moralitas dan profesionalitas. Ketika parpol tidak mendapatkan respon pemahaman keyakinan dari masyarakat maka itu adalah ancaman bagi demokrasi yang sesungguhnya.
"NasDem dilahirkan untuk membangun kesadaran baru masyarakat. NasDem membawa satu misi besar yaitu misi mulia perjuangan utama gerakan perubahan untuk merestorasi Indonesia," papanya.
Surya melanjutkan, gerakan perubahan yang dimaksudkan ialah bagaimana dari waktu ke waktu setiap warga negara bisa memberikan kontribusi yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Keseimbangan tersebut dapat membawa bangsa ini bergerak maju mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain.
"Gerakan perubahan itu dimulai dari diri kita pribadi untuk bisa menerima kondisi objektif. Katakan salah jika salah, katakan benar jika benar, jangan hitam katakan putih," kata Surya lagi. (Uta)