Eva Yuliana Besar dalam Keluarga NU

SOLO (7 November): Perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 23 Juli 1973 ini dikenal masyarakat sebagai figur yang besar dalam kultur Nahdlatul Ulama (NU). Sekolahnya di SMP dan SMA Al Muayyad dirasa mampu memberi kesan mendalam pada kehidupannya. Ia teringat pesan guru-gurunya termasuk KH Dian Nafi. 

Selain besar dalamkeluarga NU, Eva Yuliana juga dikenal sebagai pribadi yang senang mencari ilmu hingga namanya tercatat sebagai salah satu lulusan Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional sekaligus London School of Public Relation. 

“Saya memang dibesarkan oleh Nahdlatul Ulama (NU). Saya sekolah di SMP dan SMA Al Muayyad Solo. Lalu saat jadi mahasiswa pernah jadi pengurus PW Ikatan Putra Putri NU (IPPNU) Jawa Tengah. Saya juga aktif menjadi Ketua Cabang Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Semarang," ucapnya.

Kiprah anggota DPRD Jawa Tengah (Jateng) periode 1999-2004 ini pun bisa dibilang tak lepas dari dukungan keluarganya, termasuk dua anak dan orang tuanya.

Eva selalu bersyukur mendapat dukungan dari keluarga terdekatnya dalam segala aktivitas yang ia tekuni termasuk menjalani peran sebagai seorang ibu sekaligus berkiprah dalam kehidupan masyarakat luas.

Spirit Eva adalah cermin pendidikan yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan terdekatnya. Menurut Eva sosok ibunya lah yang membuat ia turut aktif dalam berbagai kegiatan sosial di masyarakat.

"Ibu saya masih jadi Ketua Muslimat NU Kota Semarang dalam usia sekitar 70 tahun. Mungkin itu salah satu alasan mengapa saya juga aktif dalam kegiatan sosial," kata dia.

Meski terkesan lebih banyak aktif di daerah Semarang, Staf Khusus Hubungan Antarlembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ini sejatinya merasa lebih cinta dengan Kota Solo. 

Maklum saja keluarga Eva memang berasal dari daerah Keprabon di Solo. Tahun ini, Eva akan kembali maju sebagai calon anggota DPR RI Partai NasDem Dapil Jateng V meliputi Sukoharjo, Klaten, Boyolali, dan Solo. 

Alumni IAIN Walisongo Semarang ini menilai jalur politik yang saat ini ditempuhnya adalah cara untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan negara.

Meski begitu perempuan yang pernah menjadi pengurus PP Fatayat NU tahun 2005 ini pun menyadari bahwa jalan yang ditempuhnya tak akan pernah selamanya mulus. Hanya saja, Eva yakin dan percaya perjalanan kehidupan yang sudah ia alami akan membuatnya siap melangkah.

“Saya ingin bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa, termasuk pada warga di dapil saya,” tukasnya.

Eva mengungkapkan saat ini perempuan bukan lagi hanya sebatas pelengkap laki-laki, tetapi harus mampu menjalani peran-peran strategis untuk menyempurnakan apa yang ada di negara ini.

Masih kata Eva, perempuan harus memiliki kesiapan untuk menangkap potensi dalam dirinya masing-masing. Ia meyakini dari setiap potensi tersebut akan sangat bermanfaat apabila mampu menempatkan diri di lingkungan yang mendukung. 

"Memang stigma perempuan identik dengan peran domestik sedikit banyak masih melekat. Tapi sebenarnya banyak perempuan yang mampu menjalani peran ganda, di rumah dan di masyarakat,” tandasnya.(*)

Add Comment