Sebagai aktivis, nama Irma Suryani Chaniago tentu cukup dikenal luas. Gaya bicaranya yang tegas dan memiliki kemampuan orasi yang cakap, membuat perempuan kelahiran Metro, Lampung 6 Oktober 1965 ini gampang diingat. Sedikitnya kemampuan itu bisa menjadi bekal untuk menyosialisasikan program restorasi ketika kampanye pada Pemilu 2014.
Kecakapan berorasi dan tegas dalam berbicara itu pula yang akhirnya membuat ibu dua anak ini berhasil meraup hingga 68.128 suara. Perolehan yang cukup signifikan untuk lolos menjadi anggota DPR RI di Senayan. Suara-suara itu diraih Irma dari daerah pemilihan Sumatera Selatan II yang meliputi Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Lahat, OKU Timur, OKU Selatan, Ogan Ilir, Empat Lawang, Kota Pagar Alam, dan Kota Prabumulih. Aktif berorganisasi, suami Tri Abdi itu pernah menjadi sekretaris jenderal Serikat Buruh Maritim & Nelayan Indonesia (SBMNI) dan Ketua MPO Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (SBPI). Sementara di Partai NasDem sendiri, Irma menjabat Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan & Anak DPP Partai NasDem sekaligus memimpin dua organisasi sayap partai dengan jabatan sebagai Ketua Umum DPP Garda Wanita Malahayati atau Garnita Malahayati dan Ketua Umum DPP Gerakan Massa Buruh (Gemuruh) NasDem. Dengan posisinya itu, oleh Fraksi Partai NasDem Irma ditugaskan untuk duduk di Komisi IX yang mengurusi bidang tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan, dan kesehatan. Pendidikan:Supiadin Aries Saputra adalah satu-satunya anggota DPR-RI dari Partai NasDem yang lolos ke Senayan dari Provinsi Jawa Barat. Ke Senayan, Mayor Jenderal TNI (Purn) itu berhasil meraih lebih dari 14.000 suara di daerah pemilihan Jabar XI yang meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya. Perolehan suara itu cukup signifikan untuk putra daerah yang lahir di Garut, Jawa Barat, 3 April 1952.
Supiadin adalah alumni Akabri tahun 1975. Karier kemiliterannya dimulai sebagai komandan peleton di Batalyon Infanteri 743/PSY. Beberapa posisi di tubuh angkatan darat didudukinya kemudian. Pangkat brigadir jenderal diraih ketika suami Herti Yanifa ini menjabat Kepala Staf Kodam VI/Tanjungpura, tahun 2003. Ayah tiga anak ini sempat dua kali menjabat sebagai Panglima Kodam, yaitu Panglima Kodam IX/Udayana dan Panglima Kodam Iskandar Muda. Selepas menjabat sebagai Panglima Kodam Iskandar Muda, ia diserahi tanggung jawab sebagai Asisten Operasi Panglima TNI. Karier politiknya baru dimulai ketika menjadi caleg DPR-RI Partai NasDem periode 2014-2019. Kini, Ketua Kelompok Fraksi (kapoksi) I ini dipercaya duduk Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi dan informatika. Pendidikan:TAK banyak orang yang mengenal Mohammad Mahardika Suprapto. Tapi jika disebut cucu Presiden Soekarno, baru kemudian orang akan berpikir, siapa orang tuanya. Laki-laki yang lebih akrab disapa Didi Soekarno ini adalah putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Rahmawati Soekarno Putri dengan Dicky Suprapto.
Sebelum terjun ke dunia politik, laki-laki yang lahir di Jakarta, 21 Februari 1981 ini adalah seorang disc jockey(DJ). Namanya cukup dikenal di kalangan DJ tanah air. Ketika harus terjun ke dunia politik, Didi memilih Partai NasDem, yang dianggapnya memiliki semangat Bung Karno dalam Restorasi Indonesia. Maka tak heran, sebagai cucu Bung Karno, Didi dipilih untuk meraih suara di daerah pemilihan Jawa Timur VI yang meliputi Blitar, Kediri dan Tulungagung. Kini Didi bertugas di Komisi X, yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda, dan olahraga. Riwayat Pendidikan:DUNIA politik bukan hal asing bagi Kresna Dewanata Phrosakh. Laki-laki yang lahir di Malang 29 Desember 1985 ini memang lahir dari keluarga politisi. Kakeknya, Samsuni (alm) adalah seorang politisi dari PDI, sementara sang ayah yang juga Bupati Kabupaten Malang, Rendra Kresna, adalah politisi Golkar.
Berlatar belakang keluarga seperti itu, diskusi politik di dalam keluarga menjadi sesuatu yang baisa, menjadi makanan sehari-hari. Maka tak heran jika Kresna sangat familiar dengan politik. Oleh sebab itulah ketika ingin memutuskan terjun ke dunia politik, Kresna tidak harus berpikir lama. Secara kebetulan, saat itu NasDem hadir sebagai partai baru. Kresna yang masih sangat muda terjun ke dunia politik, terpikat untuk bergabung dengan NasDem. Slogan gerakan restorasi atau gerakan perubahan yang dikumandangkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, benar benar membuatnya jatuh hati. Menariknya, suami Aisiah Khoriana itu mengaku tidak mendapat halangan dari keluarga ketika ia memutuskan untuk memilih NasDem sebagai partai pilihannya. “Keluarga kami sangat demokratis, mulai dari kakek, bapak dan saya berbeda partai, jadi tidak ada masalah kalau saya berbeda partai dengan orang tua dan kakek saya,” ujar alumnus Universitas Kartini Surabaya itu. Untuk bisa melaju ke Senayan menjadi anggota DPR-RI, Kresna harus bertarung ketat di daerah pemilihan di Jatim V yang meliputi Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang. Berkat kerja kerasnya, kini Kresna duduk di Komisi X yang membidangi masalah pemuda, pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif, olah raga, dan perpustakaan. Pendidikan:BUKAN hanya sebagai mantan bupati Probolinggo dua periode yang membuat Hasan Aminudin sangat terkenal di Probolinggo dan sekitarnya. Namun, ketokohan Hasan-lah yang menjadikan laki-laki kelahiran 7 Januari 1965 ini begitu popular.
Aktif berorganisasi sejak kuliah menjadikan ayah enam orang anak ini matang. Di usia yang relatif muda, Hasan sudah menduduki berbagai ketua organisasi, baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan Nahdlatul Ulama(NU). Kematangan dalam berorganisasi itu pulalah yang akhirnya membawa Hasan mampu menduduki posisi strategis di beberapa organisasi. Tercatat ia pernah menjadi ketua DPW PKB, PP GP Ansor hingga menjadi ketua DPW Ormas Nasional Demokrat Jawa Timur. Dari perjalanan berorganisasi itulah Hasan berhasil duduk sebagai anggota DPRD dan kemudian menjadi Ketua DPRD Probolinggo di periode berikutnya. Posisi ini sedikit banyak memberi pengaruh signifikan dalam perjalanan karier politiknya. Setelah tidak lagi menjadi anggota DPRD Probolinggo, Hasan bahkan terpilih menjadi bupati Probolinggo. Tidak tanggung-tanggung, dua periode berturut-turut ia berhasil menjabat sebagai bupati Probolinggo. Lepas dari jabatan bupati, Hasan yang gemar menyambangi masyarakat yang ingin ber-haji itu bergabung dengan Partai NasDem. Pencalonannya sebagai anggota legislatif didukung masyarakat Kabupaten Pasuruan,Kabupaten Probolinggo, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo yang merupakan daerah pemilihan Jawa Timur II. Bukti otentik kepercayaan masyarakat kepada suami Puput Tantriana Sari yang saat ini menjabat sebagai bupatiProbolinggo itu terlihat dari perolehan suaranya. Sebanyak 190.226 ia raih pada pileg 2014 lalu. Perolehan suara ini merupakan suara tertinggi dari seluruh kader NasDerm se Indonesia. Saat ini Hasan Aminudin dipercaya untuk duduk di Komisi VIII yang meliputi bidang agama, sosial, danpemberdayaan perempuan. Di DPP Partai NasDem sendiri, Hasan menjabat sebagai ketua Bidang Agama & Masyarakat Adat. Riwayat Pendidikan: 1991-1997, SDN 1 Widodo Kraksaan, Jawa Timur. 1999-1981, SMPN 1 Kraksaan, Jawa Timur. 1981-1984, SMAN 1 Jember, Jawa Timur. 1985-1989, S1, FISIP Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur. 2003-2005, S2, Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur. Riwayat Organisasi: 2013-2013, DPP Partai Nasdem, Ketua, DKI Jakarta. 2010-2013, DPW Ormas Nasional Demokrat, Ketua, Jawa Timur. 2007-2009, DPW PKB Jawa Timur, Ketua, Jawa Timur. 2010-2013, PP GP Ansor, Dewan Penasihat, DKI Jakarta. Riwayat Pekerjaan: 1992-1998, DPRD, anggota, Probolinggo. 1999-2003, DPRD, ketua, Probolinggo 2003-2008, Bupati, Probolinggo. 2008-2013, Bupati, Probolinggo. (*)Mengawali karier politik pada tahun 1992 sebagai sekretaris Badan Pemilihan Umum (Bapilu) Partai Golkar Kabupaten Ngawi, Drg Hj Yayuk Sri Rahayuningsih menyambi sebagai dokter gigi di Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi. Baru pada tahun 1995, posisinya beralih sebagai wakil sekretaris Partai Golkar Kabupaten Ngawi hingga tahun 2000.
Pada saat yang sama, perempuan kelahiran Bandung, 8 Desember 1958 itu menjadi anggota DPRD Kabupaten Ngawi sejak tahun 1997 hingga 1999. Kariernya terus beranjak naik, pada periode berikutnya, 1999-2004 ibu dua anak ini duduk di Komusi C DPRD Kabupaten Ngawi. Baru pada tahun 2000, istri drg H Kusmawan W, Sp Prosth, Msi ini diangkat menjadi sekretaris Partai Golkar Kabupaten Ngawi. Bahkan di tahun 2004, lulusan dokter gigi dari Universitas Gadjah Mada ini menjadi pimpinan DPRD Kabupaten Ngawi. Tidak berhenti di situ, Yayuk bahkan dipercaya sebagai ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Ngawi. Perjalanan karier politiknya mulai sedikit bergeser di tahun 2010 ketika Yayuk menjadi salah satu inisiator ormas Nasional Demokrat sekaligus menjadi ketua ormas tersebut di Kabupaten Ngawi. Merasa cukup menjadi anggota DPRD, saatnya Yayuk harus menuju Senayan sebagai anggota DPR-RI. Pilihannya jatuh ke dapil Jawa Timur VII sebagai perwakilan dari Partai NasDem yang meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan dan Ngawi. Riwayat Pendidikan:Lahir di Oenesu, Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 17 Februari 1965, Viktor Bungtilu Laiskodat kemudian besar dan mengenyam pendidikan hingga sekolah atas di tanah kelahirannya. Untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi, suami Julie Sutrisno ini kemudian menuju Jakarta, kuliah di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia.
Lepas urusan pendidikan formal, selain menjadi wiraswastawan, ayah tiga orang anak ini juga menjadi konsultan hukum dan kemudian menjadi pengacara di kantor hukum Viktor B. Laiskodat Law Firm. Sebagai pribadi yang tegas dalam ucapan dan tindakan, agaknya memang ‘pas’ jika Viktor terjun ke kancah politik. Pada tahun 2004 – 2009, ia menjabat sebagai legislator dari Partai Golkar. Setelah itu bergabung bersama para inisiator Ormas Nasional Demokrat yang kemudian membangun Partai NasDem dengan mengusung Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia. Kini, Viktor menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 dan sekaligus sebagai ketua Fraksi Partai NasDem. Ia lolos ke Senayan setelah mengumpulkan 77.555 suara dari dapil NTT II yang meliputi 10 kabupaten: Belu, Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Kupang. Sebagai panglima partai, Viktor dipercaya duduk di Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi dan informatika. Pendidikan:karier politik sebagai anggota DPRD Kalimantan Barat selama dua periode, 1999-2009, jelas membuat Syarief Abdullah Alkadrie tidak canggung lagi untuk bertarung di kancah nasional. Bedanya, jika saat menjadi anggota DPRD Syarief menggunakan Partai Kebangkitan Bangsa, (PKB), di kancah nasional, laki-laki yang lahir di Tanjung Saleh, Pontianak, Kalimantan Barat, 14 Juni 1966 ini menggunakan Partai NasDem sebagai kendaraan politiknya.
Selain menjadi ketua DPW Partai NasDem Kalimantan Barat, Syarief juga menjabat sebagai sekretaris Fraksi Partai NasDem dan merangkap sebagai anggota Badan Musyawarah (Bamus) DPR. Jauh sebelum terlibat dalam politik praktis, suami Hadiya Fitriah ini pernah aktif di Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan Kosgoro Kalimantan Barat. Dengan bekal 73.774 suara, Syarief menjadi salah satu dari 10 wakil rakyat Kalimantan Barat yang lolos ke Senayan. Kini, Syarief dipercaya untuk duduk di Komisi V yang mencakup bidang perhubungan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal, meteorologi, klimatologi dan geofisika. Pendidikan:Ari Yusnita resmi menjadi anggota DPR RI setelah dilantik Ketua DPR RI pada Selasa, 15 Desember 2015 di Gedung Nusantara II DPR-RI di Jakarta. Dokter muda ini menjadi anggota DPR RI dari Partai NasDem setelah menggantikan posisi H. Ahmad Amin yang mengalami Pergantian Antar Waktu (PAW) karena kesehatannya yang terus memburuk.
Dengan telah menjadi anggota dewan yang terhormat, perempuan kelahiran Balikpapan, 6 November 1980 ini tetap mengucapkan terima kasih kepada seluruh konstituennya yang telah memilihnya saat pencalegan dulu. Tak lupa istri Drg. Indra Rachmad Dharmawan ini juga berterima kasih kepada pendahulunya, Ahmad Amin dan berjanji akan meneruskan program-program yang belum terselesaikan. Perempuan yang menambah jumlah Srikandi legislatif Fraksi NasDem ini bertekad akan mengemban amanah partai dan memperjuangkan aspirasi warga pemilihnya. Ibu tiga anak ini mengaku siap ditempatkan di komisi apa saja meski latar belakang pendidikan dan profesinya adalah seorang dokter. Namun, kini Ari Yusnita dipercaya untuk duduk di Komisi VII yang membidangi masalah energi sumber daya mineral, riset & teknologi, lingkungan hidup. Pendidikan:Meski lahir di Desa Gurabati, Tidore Selatan, Provinsi Maluku Utara, Achmad Hatari justru mengabdikan hampir seluruh kariernya di Papua sebagai birokrat di pemerintahan provinsi Papua. Ia meniti karier mulai dari Biro Keuangan Provinsi Irian Jaya di 1973 sampai posisi terakhir sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Papua (BPKAD, 2007-2013).
Laki laki kelahiran 2 Januari 1955 ini sejak muda telah aktif berkiprah di organisasi sayap kepemudaan Golkar. Kemudian menjabat Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KNPI Irian Jaya (1988-1991). Begitu pula di organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD AMPI Irian Jaya (1989-1992). Selain itu, suami Maryam ini juga menjabat Ketua Dewan Pakar ICMI Orwil Provinsi Papua (2006-2013). Kegiatan akademik dan intelektual ayah satu anak ini cukup banyak. Selain pernah menjadi dosen luar biasa di Sekolah Tinggi Ilmu Administatif dan Akuntasi Jayapura dan University Negeri Cendrawasih (1985-1993) selama delapan tahun, ia juga aktif mengikuti kursus mengenai keuangan di berbagai universitas di Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Singapura. Achmad Hatari menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Nasdem setelah berhasil mengumpulkan 52.112 suara mewakili Dapil Maluku Utara. Kini Hatari duduk di Komisi XI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan. Pendidikan:Muchtar Luthfi Andi Mutty terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai NasDem. Laki-laki kelahiran Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada 1 September 1956 ini adalah tokoh Tana Luwu. Sebelum menjadi Bupati Luwu Utara selama dua periode (1999-2004 dan 2004-2009), Luthfi juga mantan Camat Wotu Kabupaten Luwu pada tahun 1987.
Ketokohan suami Dewi Pratiwi di Tana Luwu karena dianggap berjasa atas keamanan dan stabilitas di daerah yang rawan sebelum dirinya menjadi Bupati Luwu Utara. Atas jasanya itu, ayah empat orang anak ini mendapatkan penghargaan tinggi Bintang Jasa Utama. Sekadar untuk diketahui, sebelum Luwu Utara terbentuk, daerah ini adalah “ladang” kerusuhan. Namun, setelah Luwu Utara berdiri sebagai sebuah daerah otonom dan memisahkan diri dari daerah induknya, Kabupaten Luwu, pada tahun 1999, Luthfi mampu menyulap daerah ini menjadi sebuah daerah yang sangat nyaman dan aman. Jarang sekali terlihat kerusuhan. Masyarakat hidup tenang dan saling berdampingan tanpa gejolak dan pertikaian. Selain sektor keamanan, Luthfi juga fokus dalam pembangunan sekolah selama 10 tahun pemerintahannya di kabupaten yang baru di Sulawesi Selatan itu. Selama menjadi Bupati Luwu Utara, Luthfi mampu meletakkan dasar pembangunan di Luwu Utara. Ia telah berbuat yang terbaik guna memajukan Luwu Utara sebagai daerah yang sangat disegani di Indonesia. Keputusannya untuk mengabdi di lembaga perwakilan dijalaninya bersama Partai NasDem. Si bintang Virgo ini lolos ke Senayan setelah mengumpulkan 39.828 suara dari daerah pemilihan sembilan Kabupaten: Enrekang, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Pinrang, Sidenreng Rappang, Tanah Toraja, Toraja Utara, dan Kota Palopo. Kini Luthfi duduk di Komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri & otonomi daerah, aparatur & reformasi birokrasi, kepemiluan, pertahanan & reformasi agraria. Pendidikan:Lahir di Makasar 21 Desember 1968, Akbar Faizal dikenal sebagai pribadi pekerja keras. Mengenyam pendidikan sejak sekolah dasar hingga mendapat gelar sarjana di Sulawesi Selatan, Akbar baru meninggalkan pulau Selebes ketika akan mengambil S2 di Universitas Indonesia.
Pernah menjadi wartawan koran daerah dan kariernya sebagai jurnalis melejit saat menjadi wartawan koran nasional terkenal di Indonesia. Tidak berhenti di situ, suami Andi Syamsartika Virawati ini bahkan sempat menjadi pemimpin redaksi di sebuah majalah dan presiden direktur di dua instansi berbeda. Karier politik Akbar dimulai saat menjadi salah satu pendiri Partai Demokrat dan salah satu generasi pertama Partai Demokrat. Akbar adalah pendiri dan ketua umum Pemuda Partai Demokrat pada tahun 2003 sampai 2007. Lelaki yang gemar menulis ini kemudian menerima pinangan Partai Hanura, partai politik yang didirikan Wiranto, hingga mengantarkan dirinya menjadi wakil rakyat dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan II. Ia dikenal sebagai anggota dewan yang kritis, tegas, keras, dan berani menantang siapa saja. Akbar bahkan rela meninggalkan kursi DPR dan memilih bergabung dengan Partai NasDem. Kini, Akbar Faisal dipercaya Fraksi NasDem untuk duduk di Komisi III yang membidangi masalah hukum, HAM dan keamanan. Pendidikan:Sejak dilahirkan hingga saat ini, Nyat Kadir bisa dibilang tidak pernah meninggalkan Batam. Lahir di Panggak Laut, Batam, Kepulauan Riau pada 18 Maret 1949, Nyat Kadir kini menjadi wakil rakyat, duduk sebagai anggota DPR RI mewakili daerah pemilihan Kepulaun Riau.
Perjalanan karier politik ayah tiga orang anak ini, sesungguhnya baru dimulai ketika dirinya menjadi Wali Kota Batam pada periode 2001 – 2005. Sebagai mantan wali kota, Nyat Kadir memang terhitung cukup dikenal publik. Apalagi suami Hj. Hasyimah ini juga sebagai pimpinan Lembaga Adat Melayu. Maka ketika mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPR RI, Nyat Kadir mampu meraih 55.384 suara. Angka yang cukup signifikan dari provinsi yang hanya memiliki satu daerah pemilihan. Sebagai putra daerah, Nyat Kadir memiliki keunggulan dari segi budaya, kepemimpinan, manajerial, pendidikan dan juga birokrasi. Berkat berbagai kelebihannya itu, tak heran bila berbagai perhargaan telah raihnya. Selain menyandang gelar Datok (adat) Nyat Kadir juga dianugerahi Satya Lancana Karya Satya XX tahun dan Satya Lancana Wira Karya oleh Presiden RI. Kementerian Agama RI, Kwartir Pramuka, Korpri bahkan Menteri Besar Malaka juga turut memberikan penghargaan kepadanya. Kini, Nyat Kadir duduk di Komisi VI yang membidangi masalah perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM dan BUMN, dan standardisasi nasional. Pendidikan:Sebagai seorang yang aktif, Sulaiman Lessu Hamzah bisa memiliki kedudukan dan posisi di banyak tempat. Sebut saja misalnya laki-laki yang lahir di Lewotolok, NTT, pada 18 Agustus 1954 ini menjadi pimpinan Agen Pertamina di FakFak, PT Buma Kumawa di Jayapura (1979), Ketua Perwakilan Jayapura dari perusahaan kayu lapis, PT Porodisa Group Irian Jaya (1993) serta aktif berorganisasi di Kadin Papua di bidang koperasi & UKM periode 2010-2015.
Sementara dari karier politiknya, ayah lima orang anak ini pernah aktif berorganisasi di sayap muda Partai Golkar dan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Bahkan Sulaeman pernah menjabat menjadi Ketua DPD AMPI Kabupaten Fak-Fak (1987-1992) dan Bendahara AMPI Irian Jaya (1997-2007). Di karier berikutnya, suami Siti Rukiah ini sempat menjadi anggota MPR-RI periode 1999-2004 mewakili Provinsi Papua. Dari sisi organisasi, Sulaeman setidaknya pernah menjabat sebagai ketua Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jayapura dan ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jayapura. Keinginan Sulaiman adalah membangun sektor pertanian Papua agar mampu menjadi penopang pangan nasional, juga mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di tanah nan subur itu. Keinginan itu kini tinggal merealisasikannya, ketika dirinya berhasil menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai NasDem dari Dapil Papua setelah memperoleh 80.623 suara. Kini Sulaiman duduk di Komisi IV yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pangan. Pendidikan:NAMA | : | Drs. Anhar A. Monel, MAP |
NAMA PARPOL | : | Partai Nasdem |
DAERAH PEMILIHAN | : | Sumatera Utara XII |
NOMOR URUT BAKAL CALON | : | 1 (Satu) |
NOMOR URUT PARPOL | : | 1 (Satu) |
TTL | : | Tanjung Pura, 5 November 1954 |
JENIS KELAMIN | : | Laki-Laki |
AGAMA | : | Islam |
STATUS PERKAWINAN | : | Kawin |