a

Opini

BELAKANGAN dinamika politik bangsa mengalami pergeseran pola. Di tengah suasana kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan DPR, DPD dan DPRD, upaya memberikan pesan politik kepada publik mengalami pergeseran, jika tidak diKatakan ada perubahan. 


Pergeseran yang dimaksud adalah cara dan strategi pemenangan masuk pada ranah perang kata dan bahasa.


Cukup banyak muncul kata dalam dinamika kampanye, misalnya, sontoloyo, genderuwo, tampang boyolali, kampungan, kampret, cebong dan kata-kata lainnya. 

Tepat pukul 21. 17 menit, di hari minggu bertepatan tanggal 11 November 2018. Di panggung megah, sang pendiri Partai NasDem Surya Paloh berdiri. Pekikan teriakkan tidak terbendung. Gemuruh teriakan ribuan kader partai NasDem menggema di aula Hotel De Tjolomadeo, Provinsi Jawa Tengah. Berkumpullah kader, simpatisan dan pimpinan partai politik serta pimpinan lembaga negara. Di aula itu pak Surya Paloh berdiri. Dengan khas suaranya yang menggema, ia kemudian menyapa semua peserta dan tamu undangan. Serak suaranya dengan senyum bangganya ia berdiri dan detak kagumnya terhadap

Saat ini, diperkirakan ada separoh dari jumlah anak yang memasuki dunia pendidikan di Aceh, memilih pendidikan dasar di Dayah, yaitu sistim pendidikan berbasis agama semacam pesantren di Pulau Jawa. Karena itu bisa dibayangkan, pertumbuhan jumlah murid dari hari ke hari terus meningkat. 

PARA ahli mengingatkan bahwa, perdebatan soal kemiskinan, diskriminasi gender dan literasi digital seringkali memunggungi posisi perempuan sebagai angkatan kerja pengguna perangkat digital dan teknologi yang sedang meningkat.


Perempuan-perempuan dengan keterbatasan literasi digital akan menghadapi situasi yang makin sulit dan perlu berjuang keras untuk memperoleh pekerjaan formal yang aman di era teknologi yang makin maju