a

kekerasan seksual Tag

JAKARTA (4 Desember): Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengecam aksi kekerasan seksual ayah pada anak kandung di Garut, Jawa Barat. Sang ayah AS, 40, menyetubuhi anaknya sebanyak 31 kali dalam kurun waktu satu tahun. "Tidak ada kata damai dalam kasus kejahatan seksual semacam ini. Saya akan pantau prosesnya untuk memastikan bahwa pelaku mendapat hukuman seberat-beratnya," ujar Sahroni di Jakarta, Senin (4/12). Sahroni meminta kepolisian menghukum berat pelaku. Tindakan pelaku telah mencabik rasa kemanusiaan. "Saya minta polisi berikan hukuman berat kepada pelaku. Bahkan hukuman mati

JAKARTA (17 Oktober): Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Lisda Hendrajoni, mengecam aksi kekerasan seksual yang dilakukan seorang guru di Langkat, Sumatra Utara pada belasan muridnya. “Kita prihatin dengan para korban yang masih berstatus pelajar, pasti akan mengalami trauma yang mendalam, apalagi pelakunya seorang guru. Kami sangat mengecam perbuatan tersebut dan berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal,” ujar Lisda dalam keterangannya, Senin (16/10). Lisda menegaskan, saat ini sudah ada UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Namun, aturan turunan beleid itu tak kunjung dibuat

JAKARTA (15 Juli):  Upaya pencegahan tindak kekerasan seksual pada anak harus benar-benar direalisasikan dengan langkah yang terukur. Peran aktif orang tua dalam memberi pemahaman terhadap keluarga terkait tindak kekerasan seksual sangat penting. "Penguatan berbagai langkah pencegahan tindak kekerasan seksual terhadap anak harus konsisten dilakukan untuk menekan angka kasus kekerasan seksual di tanah air," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/7). Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melaporkan, ada 797 anak yang menjadi korban kekerasan seksual sepanjang Januari 2022. Tindak kekerasan

SURAKARTA (15 Februari): Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Kota Surakarta, Jawa Tengah ikut serta membantu pemerintah memerangi tindak kekerasan seksual yang kini sedang marak terjadi di Indonesia. Selain menjamin kerahasiaan identitas pelapor, NasDem juga berkomitmen untuk memberikan pendampingan hingga layanan advokasi. Peran nyata NasDem Surakarta itu dapat dilihat melalui pendirian posko pelaporan tindak kekerasan seksual yang berlokasi di Kantor DPD NasDem Surakarta, Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Posko pengaduan tersebut ada di gedung baru DPD NasDem Kota Surakarta, Jawa Tengah yang baru

JAKARTA (2 Februari): Maraknya kasus kekerasan seksual di Tanah Air semakin memprihatinkan. Aparat penegak hukum diminta tegas dalam menjalankan proses hukum terhadap sejumlah kasus tersebut berdasarkan aturan yang berlaku. "Sangat memprihatinkan kondisi saat ini. Kasus-kasus dugaan kekerasan seksual semakin marak terjadi di setiap lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat biasa hingga tokoh masyarakat," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/2), menanggapi maraknya kasus dugaan kekerasan seksual yang proses hukumnya kerap kali menghadapi kendala. Lestari yang biasa disapa Rerie berharap, dalam menyikapi maraknya

JAKARTA (24 Januari): Aparat penegak hukum dan masyarakat diminta responsif menyikapi kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat. Jangan sampai korban kekerasan seksual tidak tertangani dengan baik. "Terkait kecepatan penanganan kasus-kasus kekerasan seksual memang sangat tergantung pada kombinasi kecepatan pihak keluarga dan korban untuk melaporkan dan kecepatan aparat penegak hukum dalam memproses laporan tindak kekerasan seksual itu," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/1) menyikapi sejumlah kasus kekerasan seksual yang kerap terlambat ditangani. Kasus tindak kekerasan seksual yang dialami seorang bocah

JAKARTA (19 Januari): Posko Pengaduan Kekerasan Seksual yang didirikan Partai NasDem merupakan bagian dari komitmen NasDem dalam upaya menanggulangi maraknya kekerasan seksual. “Ini merupakan komitmen Partai NasDem dalam penghapusan kekerasan seksual. Kami wujudkan dengan mendirikan posko pengaduan kekerasan seksual. Hal ini juga sekaligus bentuk dorongan agar RUU TPKS segera disahkan menjadi UU,” kata anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Lisda Hendrajoni dalam keterangannya, Rabu (19/1). Lisda menambahkan, dengan adanya posko tersebut para pelapor akan mendapatkan pendampingan hukum yang dijamin kerahasiaannya. Posko tersebut juga

JAKARTA (16 Januari): Jumlah korban kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat terus bertambah. Bahkan, sepanjang 2021 telah terjadi ribuan kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk kasus kekerasan seksual. Jumlah itu terkuak karena adanya laporan dari korban atau orang sekitarnya. Permasalahannya, angka kekerasan seksual yang belum terlapor jumlahnya diprediksi lebih besar ketimbang yang sudah muncul ke permukaan. Untuk menjawab persoalan tersebut, Ketua DPP Partai NasDem Bidang Perempuan dan Anak Amelia Anggraini berinisiatif untuk membuka Posko Pengaduan Kekerasan Seksual di seluruh Indonesia. Rencananya, jelas Amel begitu Amelia Anggraini disapa, Partai

JAKARTA (12 Januari): Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Lisda Hendrajoni mengapresiasi tim jaksa yang menuntut hukuman mati dan hukuman tambahan berupa kebiri kimia kepada Herry Wirawan. Herry Wirawan merupakan terdakwa kasus pemerkosa 12 santriwati di Bandung, Jawa Barat. Herry dinyatakan bersalah atas tindakan pencabulan yang ia lakukan terhadap santrinya tersebut. "Kita apresiasi tim jaksa yang menuntut hukuman maksimal bagi terdakwa kasus kekerasan seksual terhadap para santriwati di Bandung," kata Lisda dalam keterangan persnya, Rabu (12/1). Lisda juga berharap nantinya majelis hakim memvonis terdakwa

JAKARTA (30 Desember): Kasus Kekerasan seksual, eksploitasi anak, dan juga prostitusi online di Bandung dengan tersangka yang rerata masih remaja membuat miris. Ketua DPP Partai NasDem Bidang Perempuan Amelia Anggraini menyebut bahwa kejahatan seksual sudah sangat kronis. Kasus di Bandung itu menurutnya cukup memperjelas kondisi remaja Indonesia saat ini dimana literasi kekerasan seksual masih terputus. “Penetrasi internet saat ini juga ada dampaknya, dimana konten-konten porno begitu banyak jumlahnya namun disaat bersamaan edukasi terkait literasi kekerasan seksual belum begitu maksimal. Juga yang sangat penting, kita tidak