NasDem Perangi Narkoba Tanpa Henti
MAKASAR (16 Mei): Setelah menggelar kampanye antinarkoba pertengahan April lalu, Dewan Pimpinan Wilayah NasDem Sulawesi Selatan kembali melakukan kegiatan untuk memerangi narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba).
Jika sebelumnya NasDem Sulses melakukan tes urin, kali ini NasDem menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan tema 'Pertahanan Semesta Melawan Penyalahgunaan Narkoba'. Mereka yang hadir dalam acara tersebut antara lain datang dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Biro Napza dan HIV-AIDs Pemprov Sulsel, LBH, Pemerhati, pendamping serta media.
Ketua Fraksi NaDem di DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Muslim Salam mengatakan, ada tiga persoalan besar terkait narkoba. Pertama adalah dasar hukum pemberantasan narkoba masih memiliki kelemahan dalam menentukan pengguna dan pengedar, oleh karenanya hal ini menjadi tugas Fraksi NasDem untuk melakukan review undang-undang tersebut untuk menguatkannya.
"Kemudian masalah anggaran pemberantasan sampai saat ini masih kurang mendukung, sehingga harus didorong untuk ditambah. Yang ketiga adalah persoalan narkoba ini harus melibatkan semua stake holder untuk bergerak bersama, karena NasDem ingin soal narkoba ini menjadi stimultan dengan aksi nyata di lapangan. Besok ada rapat untuk pembentukan satuan tugas tingkat kecamatan yang bekerja sama dengan BNNP untuk pelatihan," urai Muslim.
Sementara Ketua DPW NasDem Sulsel Jeannete Sri Sajekti menambahkan, narkoba merupakan megabisnis yang bisa menjadi alat atau senjata, sehingga seperti hantu, yang hanya bisa diketahui, tapi tidak terlihat jelas keberadaannya.
"Ini memang sangat berbahaya, sehingga partai ini, melalui fraksinya akan membantu untuk membentuk penguatan penanganan kasus, dengan mulai dari diskusi lintas fraksi di parlemen," katanya.
Sementara perwakilan dari BNNP Sulsel Ishak Iskandar menjelaskan, saat ini pihaknya lebih fokus pada pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4G), yang menjadi tupoksinya.
"Saat ini, prevalensi pengguna narkoba di Indonesia itu sebanyak 2,2% yang merupakan pengguna narkoba yang jadi pecandu. Hanya saja, kita kadang lupa ada 97,8% warga yang sehat yang butuh diselamatkan, dan ini butuh program preventif," tutup Ishak.(*)