Ada Oknum BPOM dan Rumah Sakit Terlibat

JAKARTA (15 September): Setelah kasus vaksin palsu, sekarang giliran obat kedaluwarsa.  Disinyalir sejumlah rumah sakit dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ikut terlibat dalam kasus peredaran obat kedaluwarsa.  Bahkan diduga ada mafia hingga obat itu beredar tanpa ada pengawasan.

Demikian disampaikan anggota Komisi IX DPR Irma Suryani dalam acara Prime Time di Metro Tv, Rabu (14/9).  Ditegaskannya,  obat kedaluwarsa yang beredar disinyalir tersebar karena ulah mafia. Mereka bekerjasama dengan penyalur dan apoteker rumahan untuk meracik ulang obat-obat tersebut.

"Kalau saya lihat ini permainan para mafia. Sama dengan kasus vaksin palsu," kata Irma.

Lebih jauh Irma menjabarkan, biasanya obat kedaluwarsa yang didapatkan oleh apoteker rumahan itu berasal dari rumah sakit. Mereka meracik kembali kemudian disalurkan ulang. Irma menduga pemainnya tidak perorangan.

"Bisa di rumah sakit (mendapatkan obat kadaluarsa) yang tidak bisa disidik oleh BPOM, bisa dari apotek-apotek. Kalau dari rumah-rumah yang dibuang-buang itu, saya pikir tidak seperti itu," ujarnya.

Legislator Partai Nasdem itu mengungkapkan, selain rumah sakit, diduga ada penegak hukum yang terlibat dalam komplotan mafia  itu. Sebab, ada indikasi pembiaran obat palsu beredar. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, BPOM itu sendiri.

"Melibatkan banyak pihak, bisa jadi pihak aparat, bisa jadi dari pihak BPOM. Tapi ini oknum lho ya, oknum," tegas Irma.

Melihat kenyataan ini, Irma pun menegaskan, pemerintah harus tegas menertibkan apoteker-apoteker rumahan tersebut.

"Sangat mendesak (dihapuskan apoteker obat palsu) karena hampir berjuta-juta obat palsu dan kedaluwara dikonsumsi masyarakat. Ini tidak bisa ditutupi. Kalau saya bilang itu harus dihentikan," ujarnya.(*)

Add Comment