Survei Indikator Sebut Basuki-Djarot Meningkat
JAKARTA (26 Januari): Indikator Politik Indonesia (IPI) kembali melansir survei yang dilakukan jelang Debat Terbuka Pilgub DKI Jakarta yang akan digelar Jumat, 27 Januari 2017. Berdasarkan survei IPI, elektabilitas pasangan petahana mengungguli pasangan calon nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Basuki-Djarot meraih elektabilitas sebesar 38,2%, Agus-Sylvi 23,6%, sedangkan Anies-Sandi 23,8%. Ada 14,5% responden yang tidak tahu atau tidak menjawab (lihat grafik).
“Terlihat ada kenaikan tingkat elektabilitas Ahok (Basuki) secara pribadi maupun dengan pasangannya, Djarot, di Desember dan Januari ini. Padahal, pada November tahun lalu, tingkat elektabilitas Ahok anjlok,” ujar Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Rabu (25/01).
Burhanuddin juga menambahkan, dalam dua bulan terakhir, penerimaan masyarakat kepada Basuki yang terjerat kasus penistaan agama meningkat. Sebaliknya, resistensi penolakan semakin menurun. Hal itu juga ditandai dengan tingkat kepuasan terhadap Basuki yang mencapai 75%, sedangkan tingkat kepuasan kepada Djarot 57%.
“Tingkat Ahok disukai meningkat stabil, sedangkan Agus menurun, Anies stabil,” ujar Burhanuddin, seperti dilansir dari mediaindonesia.com.
Sejak November 2016-Januari 2017, elektabilitas Agus-Sylvi dikatakan terus melemah. Pada survei November 2016, tingkat elektabilitas Agus-Sylvi 30,4%, Desember 2016 sebesar 26,5%, dan Januari 2017 sebesar 23,6%.
Berbeda dari Agus-Sylvi, pasangan Basuki-Djarot mengalami tren kenaikan elektabilitas selama tiga bulan terakhir. Pada November 2016, elektabilitas Basuki-Djarot sebesar 26,2%, Desember 2016 sebesar 31,8%, dan Januari 2017 sebesar 38,2%.
Elektabilitas Anies-Sandi dikatakan stagnan. Elektabilitas pasangan itu pada November 2016 sebesar 24,5%, Desember 2016 sebesar 23,9%, dan Januari 2017 sebesar 23,8%.
Peneliti Indikator Politik Indonesia Rizka Halida menambahkan, meski Basuki sedang menjalani persidangan kasus penistaan agama, elektabilitas Basuki-Djarot justru naik. Menurut Rizka, tren positif itu didapat Basuki-Djarot setelah melewati debat KPU putaran pertama.
Citra personal Basuki yang dinilai masih lebih baik ketimbang calon-calon lain dalam hal kejujuran dan bersih dari korupsi serta mampu memimpin DKI jadi salah satu alasan masyarakat lebih memilih pasangan itu.
“Selain itu, warga tampak sudah mulai mencapai titik jenuh atas kasus penodaan agama, yang menganggap Ahok menodakan agama memang masih lebih banyak. Namun, jumlahnya makin menurun serta sudah banyak juga yang mengetahui Ahok sudah minta maaf ke masyarakat,” pungkasnya. (*)