Konggres I Garda Pemuda NasDem Mencari Pemimpin Baru
JAKARTA (12 Februari): Garda Pemuda NasDem menggelar Kongres I di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Minggu (12/02). Dengan mengangkat tema Bangkit Memimpin Perubahan, Konggres I Garda Pemuda NasDem ini dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi, Ketua Fraksi Partai NasDem Viktor B Leiskodat, sejumlah Anggota DPR RI, Ketua Majelis Tinggi Jan Darmadi, Pengurus DPP NasDem serta pengurus dari 34 DPW Garda Pemuda seluruh Indonesia.
Ketua Umum Garda Pemuda NasDem Martin Manurung mengatakan, ada dua hal yang dibahas dalam kongres ini.
"Kami akan merumuskan beberapa hal yang menjadi keprihatinan Garda Pemuda NasDem atas kondisi bangsa dan negara saat ini. Selain itu, apa yang kira-kira permasalahan yang kami perlu desak kepada pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," kata Martin di Hotel Mercure, Ancol, Minggu (12/02).
Martin juga menambahkan, ada persoalan mendasar yang beberapa bulan terakhir terjadi. Mulai dari kualitas pemahaman hingga kualitas tindakan pemuda sebagai anak bangsa terkait Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan kesepahaman bersama dalam NKRI.
"Kedua Garda Pemuda NasDem juga memasuki periode baru, sehingga akan memilih ketua umum yang baru. Itu masalah yang akan dibahas dalam kongres I Garda Pemuda NasDem," katanya.
Dirinya menyayangkan kondisi saat ini, melihat merajalelanya provokasi demi hasrat dan nafsu kekuasaan, yang bahkan bisa membahayakan sendi-sendi bernegara.
Martin membantah, dalam kongres ini membicarakan soal permasalahan bangsa lantaran melihat kondisi Ibu Kota yang menggelar Pilkada tahun ini.
"Ini bukan soal pilkada di Jakarta, tapi kami melihat sebagai organisasi kepemudaan, yang berdiri, lahir untuk menjaga Pancasila dan UUD 45, serta Bhinneka Tunggal Ika, maka kami melihat pemerintah perlu melakukan langkah tegas, untuk bisa menjamin keutuhan dan keberlangsungan bangsa. Sesuai dengan dasar negara yang dibentuk pendiri bangsa 71 tahun lalu," tegas Martin.
Martin juga menjelaskan, pemuda Indonesia seharusnya tidak bisa melakukan pembiaran terhadap kelompok yang menggerogoti dasar negara.
"Pancasila dan keberagaman yang sudah menjadi satu sistem yang built-in dalam negara dan bangsa kita. Jadi bukan soal pilkada ini," tukasnya.(*)