Jurus Kampanye Berbeda Ahok di Putaran II
JAKARTA (16 Maret): Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok punya jurus beda menghadapi strategi kampanye putaran ke dua. Jika dulu Ahok hampir selalu dikawal media, untuk kali ini agenda blusukan justru dilakukn secara diam diam. Ada yang menyebutnya kampanye ‘senyap’
Hingga hari ke-10, kegiatan kampanye blusukan Ahok tak banyak diliput media. Ahok lebih memilih menyosialisasikan dirinya lewat sosial media.
Namun melalui akun Instagram resmi Ahok @basukibtp misalnya, mantan Bupati Belitung Timur itu mengunggah tayangan video untuk mengajak para pendukungnya terus berjuang. Ia juga meminta pendukungnya agar berani menghadapi putaran kedua ini.
Video singkat yang diunggah Rabu malam 15 Maret 2017 itu Ahok menyampaikan, perjuangan untuk memenangi pesta demokrasi masih belum selesai. Dia bahkan sempat mengutip lirik lagu bertajuk Kali Kedua yang dibawakan musisi Raisa Andriana.
"Jangan pernah takut, mari kita terus melangkah. Ya, sama kaya lagunya Raisa, Kali Kedua. Ada liriknya tuh, pegang tangan bersama. Kita yakin dengan berpegang tangan bersama kita akan mampu memenangi pilkada putaran kedua," ujar Ahok dikutip Kamis (16/03).
Dengan apa yang dilakukannya ini, Ahor berharap warga yang memilihnya di putaran pertama, tidak berpaling. Ahok meyakini segala perbuatan hanya Tuhan yang menilai.
"Jangan pernah takut dengan keikhlasan, kita mau membantu rakyat banyak. Gusti ora sare. Matur nuwun," ujar Ahok, seperti dilansir metrotvnews.com.
Strategi kampanye ala Ahok ini sebelumnya dipaparkan Timses Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni. Raja mengatakan elektabilitas paslon nomor urut dua ini menurun lantaran isu agama yang diembuskan lawan politik dari berbagai sisi.
"Betul, soal agama inilah yang selama ini dieksploitasi lawan politik. Dengan status agama, juga Al Maidah," kata Raja, dalam Buletin Pilkada, Rabu 15 Maret.
Meski begitu, tambah Raja, Ahok tetap tak terganggu dan berupaya menjaring suara-suara dari swing voters di beberapa titik di DKI Jakarta. Bahkan, saat ini kegiatan kampanye Ahok maupun Djarot tak selalu didampingi media.
Lebih jauh Raja juga menambahkan, tak adanya peliputan secara masif oleh media memang keinginan pribadi Ahok. Ahok, timses dan relawan hanya mengandalkan media sosial untuk mempublikasikan kegiatan kampanye tanpa banyak melibatkan media mainstream.
"Ini bukan strategi baru, tapi Ahok merasa tidak semuanya dalam pilkada ini perlu dipolitisasi. Kita melihat kampanye ini tidak melulu soal Ahok-Djarot. Ahok tidak suka eksposur berlebihan," tutupnya.(*)