30 Guru Yayasan Sukma Bangsa Raih Gelar Master di Finlandia
FINLANDIA (7 April): Sebanyak 30 guru Sekolah Yayasan Sukma Bangsa Aceh diwisuda di Tempere University, Finlandia, Jumat (07/04). Mereka merupakan bagian dari kerja sama antara Yayasan Sukma dengan Finland University yang terjalin sejak 2015.
Menanggapi peristiwa tersebut, pendiri Yayasan Sukma Bangsa, Surya Paloh mengaku bersyukur bercampur dengan perasaan emosional, bangga, terharu karena mereka yang diwisuda telah mendapat kesempatan pendidikan dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, mendapat gelar master.
“Tempere University di FInlandia ini adalah salah satu universitas yang cukup bergengsi di sini. Ini tentu berkat doa dari ktia semuanya, karena mereka perlu di bantu dan wajib kita bantu,” ujar Surya Paloh seusai mengikuti acara wisuda.
Lebih jauh Surya juga menjelaskan, semua jerih payah ini dia berikan penghormatan kepada semua pihak yang telah terketuk hatinya kepada Yayasan Sukma Bangsa yang telah sejak awal berdiri sebagai instisui pendidikan nirlaba, semata mata dipersembahkan untuk membangun karakter anak anak negeri Indonesia.
“Melalui pendidikan, saya yakin dan percaya, program master yang telah mereka capai selama ini akan memberikan seuatu arti yang lebih hebat lagi untuk mengajak, mungkin banyak pihak lain yang mempunyai kapasitas dan kemamapuan dan lebih hebat untuk memberikan perhatian program yang serupa meski tidak sama,” terang Surya.
Sementara itu Ketua Yayasan Sukma Rerie Lestari Moerdijat mengatakan, 30 guru itu telah diwisuda hari ini di Tempere University, Finlandia. Para guru akan bakal pulang ke Tanah Air dengan menyandang gelar Master Degree for Teacher Education.
"Mereka menjalani pendidikan di Finlandia selama 17 bulan sejak Desember 2015," ujar Rerie Jumat (7/04).
Lebih jauh Rerie menjelaskan kerja sama bidang pendidikan terjalin sejak 2015. Selain Tempere University, kerja sama juga terjalin dengan Turku University dan Eastern Finland University.
Kerja sama diperkuat dengan penandatanganan perjanjian pada 2 Oktober 2015. Pendiri Yayasan Sukma Surya Paloh bertanggung jawab penuh atas biaya pendidikan para guru.
"Program itu menelan biaya kurang lebih 1,1 juta Euro," lanjut Rerie.
Peserta program, ujar Rerie, yaitu guru-guru sekolah Sukma Bangsa yang berlokasi di Aceh. Mereka bertugas di Kabupaten Pidie, Bireun, dan Kota Lhokseumawe.
Program tersebut mengenalkan metode baru pengajaran. Misalnya memanfaatkan teknologi informasi secara kreatif saat menyampaikan materi pembelajaran pada siswa.
Yayasan Sukma Bangsa (YSB) merupakan lembaga yang berdiri pada 25 Februari 2005. YSB berfokus pada pengembangan pendidikan untuk anak-anak di Aceh yang menjadi korban tsunami.
Bencana tsunami pada Desember 2004 itu meluluhlantakkan Aceh. Belasan ribu warga tewas. Infrastruktur dan bangunan hancur, termasuk gedung sekolah.
Dua bulan setelah bencana, YSB hadir untuk merehabilitasi pendidikan anak-anak Aceh. Bukan hanya menyediakan bangunan sekolah, YSB juga merehabilitasi mental dan potensi intelektual para guru. Satu di antaranya dengan mengirimkan guru-guru YSB untuk mendapat pendidikan pengajaran di Finlandia. (*)