Basuki-Djarot Ciptakan Revolusi Transportasi di Jakarta
JAKARTA (13 April): Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem DKI Jakarta dan Jakarta Ahok Social Media Volunteer (JASMEV) 2017 mengadakan Nonton Bareng (Nobar) Debat Terakhir Pilgub DKI Jakarta di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Jalan RP Soeroso no 42, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/3).
Acara Nobar yang dihadiri para politisi, selebritis, serta tokoh masyarakat pendukung BaDja ini juga menggelar talkshow dengan narasumber Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi NasDem yang sekaligus Wakil Ketua DPW NasDem DKI Jakarta Bestari Barus, Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung, Pakar Komunikasi Ade Armando, Sekretaris JASMEV Honey Annisa, dan Jojo Wahab dengan moderator Ivanhoe Semen.
Dalam paparannya Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung menjelaskan kinerja dan program pasangan nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (BaDja) terkait masalah transfortasi selama memimpin DKI Jakarta.
Martin menjelaskan, solusi terhadap kemacetan tidak hanya dengan solusi-solusi yang parsial atau solusi yang sebagian, misalnya dengan menambah ruas jalan. Dirinya mengungkapkan, ruas jalan di Jakarta bertambah, tetapi kemacetan tidak berkurang. Hal ini disebabkan orang yang mempunyai kendaraan dan orang yang butuh kendaraan bertambah lebih banyak daripada pertambahan ruas jalan.
“Sekarang kita bisa lihat, ada titik jalan yang tambah macet karena dibangun Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT), busway semakin bagus. Kalau dulu busway dari mobil bekas, sekarang busway-nya baru. Busway juga mulai banyak yang gandeng, untuk mengefisiensikan jumlah penumpang karena bisa menampung lebih banyak, sehingga kemacetan pun bisa turun,” ujar Martin Manurung.
Menurut Martin bahwa apa yang sudah dilakukan Basuki-Djarot adalah sebuah revolusi yang terjadi di Jakarta. Kini, masyarakat Jakarta boleh bangga karena MRT 2018 akan beroperasi.
“Kita tidak perlu lagi iri sama Kuala Lumpur, Bangkok, atau negara-negara tetangga, karena Jakarta sudah punya MRT. Nanti kalau kita lewat Jagorawi atau lewat Jor sudah dibangun tiang-tiang jembatan akan ada MRT. Ini semua revolusi yang terjadi di Jakarta,” tegas Martin Manurung.
Martin menilai, MRT seharusnya sudah dibangun 15 tahun yang lalu. Namun, dia bersyukur sejak Gubernur Jokowi Widodo kemudian dilanjutkan Basuki-Djarot akhirnya MRT bisa dibangun. Dirinya menyakini jika pembangunan ini selesai, Jakarta akan seperti ibu kota negara-negara maju.
“Kalau kotanya maju warganya bahagia, inilah bukti konkret kinerja yang dilakukan pak Ahok dan pak Djarot,” tutup Martin. (Fahruddin Mualim/*)