Amal Bakti Ramadhan dan Penguatan Rasa Tolong Menolong
*Ahmad M Ali
Kegiatan amal bakti Ramadhan Partai NasDem Sulawesi Tengah dengan tema: “Bulan Baik Bersama Orang Baik,” adalah dalam rangka untuk mendorong kebudayaan tolong menolong, dan mendorong kesadaran berbagi. Tradisi berbagi dalam bulan ramadhan telah dipraktikan oleh DPW Partai NasDem Sulawesi Tengah sejak 4 tahun yang lalu. Sebagai sebuah partai politik, NasDem memandang penting ikut bahu membahu mengatasi kesulitan masyarakat dan menumbuhkan semangat berbagi diantara rakyat, terutama pada momen penting keagamaan seperti Ramadhan bulan ramadhan.
Dalam kacamata organisasi, ramadhan juga dapat dipandang sebagai momentum penting dalam rangka menarik simpati rakyat dan penguatan struktur kepartaian, serta merawat loyalitas kader. Sebab pada momen inilah, dimana suasana spritualitas dan moralitas publik sedang tinggi; dimana hasrat moralitas dan spiritualitas mendorong segala kegiatan harian pada agenda beramal saleh.
Pada sisi yang lain, NasDem hendak memberikan suatu garis penegasan pada publik tentang keberpihakan Partai NasDem dengan agenda-agenda kebaikan, dan kesalehan sosial spiritual. Sebagai segmen masyarakat mayoritas, umat muslim menempatkan ramadhan sebagai bulan suci yang dihormati dan disakralkan. Oleh karena itu, kehadiran Partai NasDem adalah untuk menjawab moralitas dan toleransi, pelaksanaan ibadah dan menyokong kaum muslim yang tidak mampu untuk dapat melakukan kebaikan-kebaikan.
Amal Bakti dan Tolong Menolong
Bulan ramadhan merupakan khasanah spritiual yang menyejarah dikalangan kaum muslimin, khususnya di Indonesia. Beragam kegiatan amal diselenggarakan, baik itu dalam rangka untuk amalan agama yang bersifat individual/pribadi, maupun untuk mengisi khazanah spritual ramadhan. Aktivitas di bulan ramadhan dinilai ibadah sepanjang ia bukan merupakan hal yang dilarang di dalam agama atau dianjukan menurut ajaran/rukun Islam. Doktrin umum dalam Islam,” tidur pun dibulan ramadhan bisa bernilai ibadah,”.
Bukan main, betapa Indahnya berada bulan ramadhan, dan begitu beruntungnya orang-orang yang mendapatkan nikmat bulan ramadhan. Maka dari sini, harusnya keteladanan, kesukarelaan itu dilembagakan dalam suatu spirit berbagi, tolong menolong, dan membantu masyarakat mengatasi kesulitan-kesulitan hidup. Pada momen inilah, suatu kerangka refleksi dapat dibangun lewat beragam cara-cara keadaban guna menuntun paradigma masyarakat menuju suatu insan madani.
Apa yang menjadi perhatian utama kita dewasa ini? Dimana rasa tolong menolong, memuliahkan para pemuka agama, menjadi sesuatu yang dipandang belum mendapatkan tempat yang istimewa. Rumusan baku hal itu hanya terkesan sebagai suatu kosakata karena nihilnya praktik kesalehan sosial. Banyak orang menuntut berdirinya agama sebagai jembatan moral tetapi landasan praktik sosialnya cenderung individualistik, dan mengabaikan prinsip kesukarelawanan (amalia). Lebih celaka lagi, agama disupremasi sebagai alat atau “panglima kemarahan bagi kebiadaban, kemorosotan moral untuk menghakimi, menyerang dan menyudutkan, tanpa ada suatu teladan edukasi yang dingin dan menyejukan.
Tolong Menolong Adalah Prinsip Orang Indonesia
Agama menganjurkan tolong menolong, bukan sekedar sebagai pesan moral belaka. Tetapi ia merupakan roh, jiwa dari pada kondisi sosial masyarakat Indonesia. Hal inilah yang menjadi suatu faktor pembeda masyarakat Indonesia dengan orang eropa dan bangsa-bangsa lain. Masyarakat Indonesia, tumbuh sebagai masyarakat yang bergotong royong bahu membahu mengatasi kesulitan bersama.
Dalam konteks inilah, ajaran agama, khususnya Islam, dimaknai dalam kehidupan masyarakat Pancasila. Dimana ajaran agama Islam, mengetengahkan suatu konsepsi pemberdayaan yang disebut dengan konsep masyarakat madani. Tolong menolong dalam Islam dikenal dengan doktrin,” berlomba-lomba lah dalam kebaikan,”. Berbagi kesulitan, bersedekah, zakat, infaq dan wakaf, adalah konsepsi dalam Islam yang menunjukan suatu perintah agama bagi masyarakat tolong menolong.
Oleh karena itu, tolong menolong adalah prinsip dasar masyarakat Indonesia yang mendapatkan spirit dari ajaran agama, khususnya Islam. Prinsip berbagi dan meluaskan tradisi amal bakti ramadhan merupakan rangkain lebih lanjut membangun peradaban Indonesia yang oleh Ir. Soekarno mengatakan,” kita berharap, tidak ada lagi seorang anak menangis karena tidak bisa minum susu,”. Kelak, amal bakti ramadhan harus diperluas sebagai suatu konsepsi besar mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
*Penulis adalah Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Sulawesi Tengah dan Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem