Komunitas Adat Antar Viktor-Josef ke KPU di Tengah Guyuran Hujan
KUPANG, (11 Januari): Tidak kurang dari 1.500 anggota komunitas adat dari berbagai kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengantar pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef Andreas Nae Soi ke Kantor KPU di Kupang, Rabu, (10/1).
Pasangan Viktor-Josef diusung tiga parpol yang memiliki 24 kursi di DPRD atau lebih banyak dari jumlah kursi yang disyaratkan, yakni 13 kursi. Tiga parpol itu adalah NasDem (8 kursi), Golkar 11 kursi, dan Hanura 5 kursi.
Rombongan berjalan kaki di tengah guyuran hujan dari Kantor DPW Partai NasDem NTT yang juga menjadi markas pemenangan, di Jalan Frans Seda menuju Kantor KPU di Jalan Polisi Militer yang berjarak sekitar satu kilometer.
Mereka tiba di Kantor KPU tepat pukul 09.45 Wita. Para anggota komunitas adat menggelar sapaan adat Natoni dari suku Timor sebelum diterima oleh lima komisioner KPU.
Seusai sapaan adat, Viktor-Josef masuk ke ruang penyerahan berkas pendaftaran dan diterima Ketua KPU Maryanti Adoe. Setelah itu, dilanjutkan dengan verifikasi berkas pendaftaran yang terdiri atas syarat pencalonan dan syarat calon yang berlangsung sekitar satu jam.
"Berkas dinyatakan lengkap dan kami minta pasangan Viktor-Josef mempersiapkan diri untuk melakukan pemeriksaan psikologi, bebas narkoba, dan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit," ujar Maryanti Adoe.
Usai pendaftaran, Viktor mengatakan bila terpilih, ia dan Josef akan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya bagi masyarakat, khususnya generasi muda pencari kerja.
"Kalau lapangan pekerjaan ada di NTT, tidak ada (warga) yang tertarik ditipu untuk bekerja di luar negeri sebagai budak," tegas Viktor.
Lebih lanjut Viktor mengatakan, mereka akan mendorong sektor pariwisata serta memantapkan industri garam di NTT.
"Sektor-sektor itu tentu akan menampung banyak tenaga kerja sekaligus meningkatkan kekuatan ekonomi NTT. Banyak pekerjaan besar yang kami rancang, dan kami yakin begitu lapangan kerja ada, kita akan cegah human trafficking," tandasnya.
Sekretaris tim pemenangan pasangan Viktor-Josef, Honing Sany menyebutkan jalan kaki ke Kantor KPU itu sesuai dengan skenario yang telah disepakati bersama. Sebelumnya, pasangan itu memang memutuskan akan mendaftar ke KPU pada hari terakhir tanpa menaiki kendaraan.
"Kalau kami basah seperti ini, konsekuensi dari hujan. Kami minta maaf kepada KPU karena harus menjemur kursi karena kami datang dalam keadaan basah kuyup," ujar Honing.
Dikatakan Honing, proses pendaftaran Viktor-Josef dimulai sejak pukul 06.00 yang diawali dengan prosesi adat di rumah Josef di Kelurahan Liliba. Hadir di situ anggota keluarga dari kampung halaman Josef di Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores.
Setelah itu, mantan anggota DPR itu menuju menuju kediaman Viktor di Kelurahan Fatululi. Di rumah Viktor, rombongan Josef diterima oleh tokoh adat asal Lamaholot dan Malaka yang menanti sejak pagi. Para tokoh adat menggelar Natoni, yakni sapaan adat suku Timor yang disampaikan dalam bahasa Dawan.
Josef mengatakan ia dan Viktor memiliki tekad yang sama membangun NTT. Pasangan itu menjadi dwitunggal yang tidak dapat dipisahkan.
"Kami maju ke NTT tidak ada lagi yang namanya gubernur dan wakil gubernur, yakni ada Josef, di situ ada Viktor dan sebaliknya. Itulah prinsip pasangan ini. Peran dan fungsi kami tidak dapat dipisahkan. Perkataan harus sama seperti perbuatan," tegasnya.(*)