Fauzan Khalid Soroti Pelayanan Air Bersih oleh PDAM Sultra
Getting your Trinity Audio player ready...
|
KENDARI (9 Mei): Anggota Komisi II DPR RI, Fauzan Khalid, menyoroti pelayanan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Sulawesi Tenggara (Sultra). Dia prihatin kualitas air yang diterima masyarakat kurang baik, padahal Sultra memiliki sumber daya air melimpah.
“Miris, terkait dengan air bersih. Airnya banyak di sini, tetapi tadi kita terkejut Pak Kepala BPK perwakilan Sulawesi Tenggara menyampaikan, jangankan air yang diproduksi sendiri oleh masyarakat melalui sumur, air PDAM pun terindikasi mengandung bakteri,” ujar Fauzan dalam pertemuan Komisi II DPR dengan Wakil Gubernur Sultra dan seluruh bupati dan wali kota, di Kendari, Rabu (7/5/2025).
Fauzan menilai kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan semangat pemerintah pusat dalam mendorong peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045.
“Ini kan sangat berlawanan dengan kebijakan pemerintah yang ingin masyarakat kita bergizi, masyarakat kita sehat di satu sisi, di sisi lain sumber airnya tidak menjamin untuk pencapaian tujuan pemerintah pusat,” katanya.
Legislator NasDem dari Dapil NTB II (Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, dan Kota Mataram) itu mengatakan lemahnya pengelolaan BUMD seperti PDAM bisa disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu manajemen yang kurang profesional dan keterbatasan modal.
Padahal, menurut Fauzan, dengan harga air yang tetap terjangkau, PDAM tetap bisa meraih keuntungan apabila sistemnya efisien dan didukung infrastruktur yang memadai.
“PDAM ini walaupun pelayanan publik, tetapi semurah-murahnya kita memberikan harga ke masyarakat, kemungkinan besar PDAM tetap untung. Apalagi sumber airnya banyak, cuma problemnya memang modal awal, nah itu tadi yang kita dorong,” tegasnya.
Oleh karenanya, Fauzan mengupayakan Komisi II berperan aktif menjembatani kebutuhan daerah dengan kementerian terkait, khususnya dalam hal pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
“Mudah-mudahan lewat Komisi II bisa berkomunikasi dengan mitra supaya pembangunan SPAM di daerah yang sejalan dengan tujuan pencapaian Generasi Emas melalui air bersih, air sehat,” tutupnya.
Sebelumnya, Kepala BPK Perwakilan Provinsi Sultra Dadek Nandemar melaporkan hasil uji sampel yang dilakukan oleh BPK Sultra terhadap kinerja BUMD. Pihaknya menemukan bahwa uji sample pada air yang diproduksi oleh PDAM di Kota Kendari mengandung bakteri, bahkan proses pemurnian air menggunakan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.
“Kita berpikir ini paling bagus (PDAM Kota Kendari). Nah itu sudah sampel ada (bakteri) E.coli di dalam. E.coli kita tahu menyebabkan diare. Kemudian, mereka mengakali tidak menggunakan obat, tetapi menggunakan disinfektan dan semacam itu,” jelas Dadek.
(dpr.go.id/*)