Potensi Masa Depan Indonesia Ada di Timur
JAKARTA (7 Agustus): Inovasi beberapa negara Asia Tenggara untuk memutar kemudi ekonomi sudah bergerak maju. Indonesia membutuhkan transformasi besar dalam jalur pelayaran. Hal itu disampaikan Ketua Fraksi NasDem, Ahmad M Ali di Jakarta, kemarin.
"Inovasi itu seperti Terusan Kra di Thailand yang memotong jalur pelayaran dan menghadirkan pelabuhan kargo internasional persis di halaman negara mereka," ujarnya.
Ahmad Ali berpendapat, kehadiran Terusan Kra memiliki konsekuensi bagi kita. Kata dia, ini tentu sangat akan terasa di kemudian hari sebagai bagian dari skema jalur sutra. Posisi pelabuhan-pelabuhan besar seperti Singapore dan Malaysia, dan Tanjung Priok Indonesia akan kena dampak, kata dia.
Tapi menurut Ahmad Ali, Presiden Joko Widodo dengan cepat membaca arah perubahan ekonomi regional dengan mengambil langkah tepat memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan.
"Apa artinya bagi kita di Timur Indonesia, khususnya Sulteng? Bahwa negara ini harus membangun skema internal dari jalur lama arus logistik dan barang untuk mengantisipasi kesepian dari berlabuhnya kargo internasional. Justru di sini peluangnya," terangnya.
Ahmad Ali meyakini bahwa potensi masa depan Indonesia ada di Timur. Kata dia, gerak sektor manufaktur yang tumbuh di Indonesia Timur, khususnya Morowali, Konawe Sultra, dengan sektor baja dingin turunan stenless stell, bahan baku Lithium, dan Banggai dengan LNG dan turunannya.
Namun kendala utama, kata dia, bagaimana memikirkan agar gerak arus pelayaran logistik dan barang bisa dipercepat.
"Di sinilah transformasi transportasi darat, udara dan laut dibutuhkan dalam satu paket kerja besar infrastruktur," urainya.
Dalam perspektif inilah gagasan "Terusan Sulawesi" memiliki urgensi, kata dia.
Ahmad meyakini, Sulteng dalam kacamata pemindahan ibu kota negara adalah wilayah penyangga kebutuhan, dan bahkan episentrum perdagangan regional.
"Ini adalah epos baru dari lembaran narasi "negeri di bawah angin", kita sedang bergerak membuat sejarah dari sisa-sisa trauma kebencanaan," pungkasnya.(NasDem Sulteng/*)