Taufik Basari Sayangkan Teror Diskusi Papua di Kampus Unila

JAKARTA (15 Juni): Munculnya beberapa aksi teror hingga pembubaran diskusi terkait isu rasial Papua di sejumlah kampus menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk anggota DPR RI Taufik Basari.  Dia menyayangkan  ada dugaan teror kepada penyelenggara diskusi Papua di Universitas Lampung (Unila), Lampung pada Kamis (11/6).

Melalui keterangan tertulisnya pada Senin (15/6) anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem itu mengingatkan bahwa mahasiswa hingga akademisi di kampus memiliki kebebasan menyampaikan pendapat sebagai bagian dari upaya mengembangkan tradisi berpikir kritis. Diskusi yang dilakukan di kampus baik secara langsung ataupun daring, harus dipahami sebagai cara mahasiswa memupuk cara sikap kritis dan analitiknya. 

"Kalau keseringan meneror dan membubarkan diskusi di kampus, ini jadi pertanyaan besar. Ketakutan apa sebenarnya yang coba disembunyikan? Begitu terancamkah negara dengan tema diskusi terkait Papua?" tanya Legislator NasDem itu. 

Taufik mendesak agar pihak-pihak yang mengganggu kebebasan yang dimiliki mahasiswa dengan mencoba mengintervensi gerakan hingga imajinasi berpikir mahasiswa harus segera dihentikan. Taufik bahkan mengingatkan agar negara dan aparat harusnya hadir mengembalikan kepercayaan masyarakat tentang penegakan HAM, bukan malah menakut-nakuti. 

"Tema yang didiskusikan itu bukan sesuatu yang harus membuat negara menjadi ketakutan. Justru dengan adanya diskusi seperti itu, bisa menjadi ruang untuk mengkaji dengan jernih akar persoalan yang ada. Jangan malah seolah-olah ada sesuatu yang ingin dibungkam" kata anggota DPR RI dapil Lampung I itu.  

Legislator NasDem yang pernah menjadi Direktur YLBHI itu menegaskan dukungan kepada mahasiswa dengan menawarkan dirinya sebagai salah satu narasumber jika ada yang ingin menggelar diskusi serupa. 

"Saya bahkan siap menjadi narsum jika ada lagi mahasiwa yang akan membuat diskusi. Saya bisa hadir dalam kapasitas saya sebagai anggota DPR RI Komisi III atau sebagai Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR" katanya.

Seperti diketahui, aksi teror kembali menimpa panitia acara diskusi yang bertajuk "Diskriminasi Rasial terhadap Papua". Lembaga Pers Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung menjadi korban. Panitia mendapatkan serentetan teror mulai dari akun media sosial yang diretas hingga teror ojek daring. 

Aksi teror juga sebelumnya dialami Amnesty International Indonesia saat menggelar diskusi tentang hak asasi manusia dan persoalan Papua pada Jumat (5/6). Tak hanya teror via telepon, aplikasi Zoom mereka juga disusupi beberapa akun anonim yang menginterupsi jalannya diskusi dengan suara-suara bising. []

Add Comment