Presiden Minta Telusuri Pengakuan Freddy Budiman

NUSA DUA (11 Agustus): Presiden Joko Widodo meminta agar pernyataan gembong narkoba Freddy Budiman yang disampaikan kepada Koordinator KontraS Haris Azhar ditelusuri.

"Ya ditelusuri, diungkap dan diproses kalau benar sesuai dengan apa yang disampaikan," kata Jokowi seusai membuka Kongres ke-3 Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Institusi Sejenis se-Asia di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/8).

Untuk mengusut testimoni Freddy Budiman tersebut Polri membentuk Tim Independen guna menelisik kebenaran informasi dalam artikel Haris Azhar berjudul "Cerita Busuk Dari Seorang Bandit" berdasarkan hasil wawancara dengan terpidana mati Freddy Budiman di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, tahun 2014.

"Semakin banyak pakar yang punya kemampuan mengungkap itu, silakan masuk dalam tim yang sudah dibentuk," kata Jokowi seperti dilansir Antaranews.com.

Presiden juga mempertanyakan mengapa kasus tersebut baru diungkap sekarang.

"Kenapa enggak dibuka dari dulu-dulu," ujar Kepala Negara.

Freddy Budiman dikenal sebagai gembong narkoba telah dieksekusi Kejaksaan pada Jumat (29/7) di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah bersama tiga terpidana mati lainnya.

Beberapa jam sebelum Freddy dieksekusi, Haris Azhar memberitahu Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi mengenai testimoni Freddy Budiman. Dalam testimoni itu Freddy menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun bekerja menyelundupkan narkoba dia sudah menyetor sekitar Rp450 miliar kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Rp90 miliar kepada pejabat tertentu di Mabes Polri. Bahkan Freddy mengaku menggunakan fasilitas mobil bintang dua TNI.

Terkait testimoni dan tulisan Haris Azhar tersebut semula Polri, BNN dan TNI melaporkan Haris Azhar ke Bareskrim Polri dengan tuduhan  dugaan pencemaran nama baik. Namun Polri kemudian menunda memproses laporan tersebut dan fokus pada tim investigasi.*

 

Add Comment