Sugeng Dorong Pipanisasi Gas di Jateng Selatan
PURWOKERTO (30 November): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mendorong pembangunan infrastuktur gas bumi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan. Pembangunan pipanisasi gas merupakan salah satu upaya untuk mendorong kemajuan.
“Di Jabar itu sudah ada West Jawa. Kemudian ada Cirebon ke Semarang atau biasa disebut Cisem. Di Jawa Timur juga sudah ada. Cisem akan mendorong kawasan industri seperti di Batang dan Kendal,” kata Sugeng seusai Sosialisasi Kinerja dan Penyuluhan Regulasi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tahun 2021 di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Sabtu (27/11).
Legislator NasDem itu mengatakan, proyek pembangunan pipanisasi gas bumi di wilayah Cirebon-Semarang (Cisem) telah dimulai pada 2020 dan ditargetkan selesai pada 2022 mendatang.
“Alokasi dananya memang besar, sehingga tidak bisa hanya menggunakan satu tahun anggaran, tetapi harus multiyears,” ujar Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) tersebut.
Setelah jaringan gas Cisem, Sugeng mendorong agar gas juga diarahkan di Jateng selatan. Menurutnya, jangan sampai pembangunan hanya di pantura, namun Jateng selatan juga harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
“Cilacap bisa menjadi tempat storage atau tempat penyimpanan, kemudian dibangun infrastruktur pipa yang bisa mengalirkan ke barat maupun timur. Sumber gasnya darimana? Bisa saja lewat pipanisasi yang menyambung antara Cirebon-Semarang,” jelas Sugeng.
Menurutnya, Cilacap tidak hanya menjadi lokasi kilang Pertamina yang mengolah minyak mentah menjadi BBM, tetapi sebagai kabupaten yang memiliki storage gas. Sebab, gas harus terus didorong pemanfaatannya, karena cadangannya cukup besar.
Di tempat yang sama, anggota Komite BPH Migas, Wahyudi Anas mengatakan pihaknya telah menerima inisiatif dari Pemkab Cilacap untuk pengembangan klaster pendistribusian gas bumi baik compressed natural gas (CNG) maupun liquid natural gas (LNG).
“Kami telah bertemu dengan Bupati Cilacap. Mereka berinisiatif melakukan investasi di kabupaten setempat sebagai klaster pendistribusian gas bumi dengan moda CNG maupun LNG. Itu juga merupakan bentuk pengurangan beban pemerintah terhadap subsidi. Masyarakat juga bisa memilih untuk penggunaan gas,” tambahnya.
(MI/*)