NasDem Duga Penimbunan Minyak Goreng terjadi di Banyak Daerah

JAKARTA (20 Februari): Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menduga penimbunan minyak goreng terjadi di beberapa daerah, tak hanya di Sumatra Utara (Sumut). Ia sudah mengingatkan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi agar jajarannya mengecek ke bawah terkait kelangkaan minyak goreng.

Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri menemukan satu juta kilogram minyak goreng yang ditimbun di sebuah gudang di Deli Serdang, Sumut. Bareskrim ke Sumut untuk melakukan pendalaman.

“Sekarang sudah ada dugaan itu, cepat dikoordinasikan. Kalau perlu dengan penegak hukum,” kata Martin dalam keterangannya, Sabtu (19/2).

Legislator NasDem itu menduga penimbunan minyak goreng terjadi di beberapa daerah. Pasalnya, kelangkaan minyak goreng terjadi di seluruh wilayah, bahkan harganya bisa mencapai dua kali lipat.

“Saya yakin bukan cuma itu saja, pasti banyak itu di daerah lain. Dugaan saya banyak itu karena di seluruh daerah ya (terjadi kelangkaan minyak goreng). Bahkan di Pulau Jawa sendiri pun minyak goreng itu masih sulit ditemukan di pasar,” ujar Martin.

Legislator NasDem dari Dapil Sumut II (Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Nias Selatan, Samosir, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, dan Nias Barat) itu mencontohkan kelangkaan hingga kenaikan harga minyak goreng di daerah.

“Di Nias saya cek harga minyak goreng sampai Rp28 ribu. Minyak curah sudah tidak ada di sana. Saya sudah minta Kemendag melakukan operasi pasar, secepatnya,” tegasnya.

Dalam Rapat Kerja dengan Mendag, kata Martin, Komisi VI DPR RI memutuskan agar Mendag melaksanakan Permendag yakni menginstruksikan jajarannya turun ke lapangan mengecek persediaan minyak goreng.

“Turun ke lapangan, cek semua gudang. Harus begitu seluruh jajaran eselon I, eselon II, eselon III, turun semua ke lapangan. Gandeng itu Satgas Pangan,” tandasnya.

Martin menegaskan, saat awal pandemi Covid-19, perekonomian Tanah Air maupun luar negeri tertekan. Perlahan perekonomian mulai naik yang berdampak pada meningkatnya permintaan. Tak dimungkiri adanya kemungkinan pihak yang bermain dari permintaan yang tinggi tersebut.

“Kalau demand naik, potensi harga akan naik. Nah, ini akan membuat juga di sisi lain spekulan-spekulan yakni adanya orang yang mencari keuntungan di tengah keadaan sekarang ini mungkin juga akan bermain. Jadi harus hands on, seluruh jajaran turun,” imbuhnya.

(RO/*)

Add Comment