Perjalanan Inspiratif Ayep Zaki, dari Tukang Tempe Jadi Wali Kota
PILKADA Kota Sukabumi 27 November 2024 mencatat sejarah. H. Ayep Zaki, seorang pengusaha tempe, terpilih menjadi Wali Kota.
Ya, ini adalah perjalanan hidup inspiratif Ayep Zaki. Pada mulanya Ayep adalah seorang perajin tempe dan berujung menjadi pemimpin daerah. Kisah yang penuh perjuangan dan pelajaran berharga tentang keberanian mengejar mimpi.
Lahir dan besar dari keluarga sederhana, Ayep Zaki memulai usahanya sebagai perajin tempe. Baginya, tempe bukan sekadar makanan tradisional, melainkan simbol ketahanan ekonomi rakyat.
Dengan terus berinovasi dan berkomitmen menjaga kualitas, tempe produksinya berhasil menembus pasar internasional, termasuk Jepang dan Amerika Serikat.
“Tempe itu harus selalu ada di meja makan masyarakat. Rasanya enak, bergizi, dan kaya protein,” kata Ayep, seusai resmi dilantik menjadi Wali Kota Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (20/2/2025).
Dedikasinya pada ekonomi kerakyatan membawanya mendirikan 77 cabang usaha tempe di berbagai daerah, sekaligus memberdayakan ribuan pelaku usaha kecil.
Namun, perjalanan Ayep Zaki di dunia politik tidaklah mulus. Kalah dalam kontestasi Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 sempat membuatnya terpukul, padahal berbagai upaya maksimal sudah dilakukan.
Namun, pria yang juga menjabat Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Sukabumi sejak Maret 2024 ini tidak menyerah.
Awalnya setelah gagal lolos ke Senayan (DPR RI), dia berencana maju sebagai Wakil Bupati Sukabumi. Namun, takdir politiknya berbelok menuju Pilkada Kota Sukabumi.
Tanpa basis dukungan yang kuat, Ayep membangun koalisi bernama Koalisi Sukabumi Maju (KSM), yang terdiri dari Partai NasDem, PDIP, PPP, PAN, dan Hanura. Meski hanya didukung 14 kursi di parlemen, ia berhasil menggalang 75.939 suara, sebuah pencapaian besar bagi pendatang baru.
“Saya sadar saya akan kalah, tetapi justru itu membuat saya bekerja lebih keras,” ujar Ayep, mengenang masa-masa kampanyenya.
Pada 4 Desember 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi resmi menetapkan pasangan Ayep Zaki dan Bobby Maulana sebagai pemenang dengan perolehan 78.257 suara atau 44,9 persen. Kemenangan ini bukan sekadar angka, melainkan bukti dari kerja keras, strategi, dan dukungan masyarakat.
Dalam kampanye, Ayep menggandeng konsultan politik untuk memetakan kekuatan hingga tingkat kelurahan. Ia juga rajin turun langsung menyerap aspirasi warga, terutama keluhan di sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
“Masyarakat menginginkan pemimpin yang jujur dan amanah,” tegas Ayep.
Bobby Maulana, pasangannya, adalah anak muda berusia 36 tahun dengan latar belakang industri kreatif, menjadi kunci kemenangan Ayep. Meski harus menghentikan kontraknya dengan beberapa stasiun TV, Bobby menerima tawaran Ayep untuk menjadi wakilnya.
“Bobby punya basis di seni dan industri kreatif, itulah yang saya butuhkan,” ujar Ayep tentang pasangannya.
Bagi Ayep, keluarga adalah sumber kekuatannya. Ia memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi sebelum terjun ke dunia politik. Selain itu, dukungan dari Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) juga menjadi pilar utama dalam perjalanannya.
Namun, hal yang paling mencengangkan adalah bagaimana 90 persen dana kampanye Ayep bersumber dari usahanya di bidang tempe.
“Tempe adalah hidup saya. Dari tempe ini saya membangun segalanya, termasuk kampanye politik,” katanya.
Sebagai Wali Kota terpilih, Ayep membawa visi besar untuk Kota Sukabumi. Fokusnya adalah meningkatkan ekonomi kerakyatan, memperbaiki fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Dari seorang perajin tempe menjadi Wali Kota, kisah Ayep Zaki adalah bukti nyata bahwa keberanian, kerja keras, dan keyakinan bisa mengubah kehidupan.
Di bawah kepemimpinannya, masyarakat Sukabumi berharap akan melihat perubahan nyata dan masa depan yang lebih cerah.
(WH/*)