Defri Noval Pasaribu Temukan ASN “Enggan” Selesaikan Masalah Warga

Getting your Trinity Audio player ready...

MEDAN (30 Juni): Reses 3 Masa Sidang Pertama, anggota DPRD Provinsi Sumatra Utara, Defri Noval Pasaribu, menemukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang “enggan” menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi warga.

Semboyan 7S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun, Semangat dan Solusi) yang dicanangkan Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas agar pelayanan Pemkot Medan kepada warga maksimal, ternyata tidak sepenuhnya ditanggapi secara baik oleh oknum-oknum ASN Pemko Medan.

Anggota DPRD dari Fraksi Partai NasDem menemukan kasus itu saat reses yang dilakukannya sejak 18-27 Juni 2025 lalu.

Kedatangan anggota DPRD Sumut di daerah pemilihannya, yakni Kecamatan Medan Johor tidak sekalipun dihadiri oleh Plh. Camat Medan Johor.

“Ketidakhadiran Plh. Camat Medan Johor di enam lokasi reses yang saya lakukan adalah sebuah bentuk pembangkangan terhadap program 7S yang dicanangkan Wali Kota Medan, Bapak Rico Tri Bayu Waas,” kata Defri dalam keterangannya, Minggu (29/6/2025).

Pembangkangan seperti yang dilakukan Plh. Camat Medan Johor, kata dia, tentunya menghambat penyelesaian masalah-masalah pembangunan di Medan Johor khususnya.

“Apa yang dilakukan oleh Plh. Camat Medan Johor adalah preseden buruk bagi kinerja Pemko Medan dan Walikota Medan. Sehingga persoalan yang seharusnya dapat dicarikan solusi dengan cepat menjadi terhambat akibat ketidakpedulian ASN di lingkungan Pemko Medan,” tegas Defri.

Dalam reses yang dilakukan oleh Defri di 10 lokasi, dapat menampung beragam aspirasi dan persoalan di masyarakat yang didatanginya.

Berbagai masalah seperti penerangan jalan, kondisi jalan, rambu lalu lintas, kemacetan, administrasi kependudukan, pelayanan publik sampai kerawanan sosial gank motor, begal dan narkoba disampaikan oleh masyarakat.

“Apabila penyelesaiannya terkesan lamban, maka jangan ragu untuk mengadukan perihalnya langsung kepada saya, agar dapat atensi untuk segera diperbaiki dan dieksekusi,” jelas Ketua Garda Pemuda NasDem Sumatra Utara ini.

Selain persoalan di atas, dalam reses kali ini, Defri Noval juga menemukan persoalan rusaknya bantaran sungai Babura di Kelurahan Kwala Bekala akibat banjir dan belum ditangani oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatra Utara.

Diakui oleh Defri bahwa persoalan rusaknya bantaran sungai di beberapa titik telah menjadi pembahasan DPRD Provinsi Sumatra Utara, namun kurang mendapat respons positif dari pihak instansi terkait, utamanya BBWS Sumut.

Berkali undangan rapat dengar pendapat dilayangkan namun tidak pernah ada yang hadir. Demikian pula dengan undangan reses anggota DPRD Sumut, Defri Noval di 10 Kecamatan tidak sekali pun dihadiri oleh BBWS Sumut.

“Ini salah satu bentuk kekecewaan saya. Sampai 10 lokasi reses yang saya lakukan, BBWS tidak mendampingi saya. Ini menandai BBWS tidak menganggap penting reses yang dilakukan anggota dewan,” ungkap Defri Noval.

Jika memang tidak bisa bekerja untuk masyarakat, timpal Defri, posisi kepala BWS Sumut harus dievaluasi.

“Pimpinan BBWS Sumut saya minta untuk dievaluasi. Kalau tak sanggup bekerja, sebaiknya mundur. Sumut butuh orang yang mau bekerja dan peka terhadap persoalan yang dihadapi warganya,” pungkas Defri.

(WH/GN)

Add Comment