Ahok Harap Debat Kedua Lebih Bermutu
JAKARTA (15 Januari): Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berharap debat publik kedua pada Jumat (27/1) lebih bermutu karena tujuannya mengkritisi petahana dan mencari solusi terbaik bagi masyarakat Jakarta.
"Kami sebagai manusia tentu ada kekurangan. Kita lakukan ini bukan untuk bersaing, melainkan saling berlomba-lomba supaya orang Jakarta lebih menjadi orang yang sejahtera, modern, unggul," kata Basuki di area debat publik, di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1).
Ia pun menyoroti isi debat pertama yang seharusnya mengkritisi kelemahan gubernur dan wakil gubernur petahana serta mengajukan program lebih baik. Namun, yang terjadi ialah membangun opini salah.
Dia mencontohkan ada yang mengatakan tidak ada yang mau naik Trans-Jakarta. Padahal, faktanya, dalam waktu setahun, jumlah penumpang meningkat 32%.
"Pada 2015 Trans-Jakarta mengangkut 8 jutaan penumpang dan meningkat di 2016 menjadi 11,58 juta orang serta menambah 55 rute baru," ujarnya.
Mantan Bupati Belitong Timur ini juga mengkritisi seolah-olah dirinya dan Djarot Saiful Hidayat tidak pro terhadap orang miskin dan cenderung berpihak kepada orang kaya sehingga Gini Ratio tinggi.
Hal itu, menurut Ahok merupakan opini yang salah karena kalau solusi yang ditawarkan bantuan tunai senilai Rp400 ribu per bulan untuk mengatasi masalah itu, apakah masyarakat mau karena telah mendapatkan bantuan bagi anak sekolah sebesar Rp600 ribu?
Pada debat yang diselenggarakan KPU DKI Jakarta itu, Basuki merasa bersyukur punya pendamping Djarot. Alasannya, Basuki bisa belajar menjadi lebih santun.
"Saya merasa bersyukur berpasangan dengan Mas Djarot sehingga saya belajar lebih santun supaya lebih menjadi pejabat publik yang lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat DKI," tambah Ahok, seperti dilansir dari mediaindonesia.com.
Djarot pun mengakui keduanya kini makin kompak. Keduanya punya kesepakatan.
"Karakter kan beda, Pak Basuki dari luar Jawa, saya dari Jawa. Jadi harus saling mengisi, saling membantu, seiya sekata. Kami punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Bagaimana kelemahan Pak Basuki bisa saya isi dan kelebihan Pak Basuki, bisa kami tingkatkan lagi sehingga saling mengisi.(*)