Ratu Kalinyamat Sosok Perempuan Inklusif Kosmopolitan
SEMARANG (12 April): Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Jawa Tengah II (Demak, Kudus, Jepara), Lestari Moerdijat yang juga Pemimpin Yayasan Dharma Bhakti Lestari, menegaskan Ratu Kalinyamat bukanlah mitos. Karena itu dia mengusulkan Ratu Kalinyamat dapat ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Lestari sudah membentuk tim peneliti dan penulis naskah akademik dengan mempelajari literasi dan sumber-sumber asli guna menepis anggapan bahwa Ratu Kalinyamat adalah mitos tentang ratu visioner tersebut.
Dalam keterangan tertulisnya Jumat (12/4), Lestari Moerdijat yang biasa disapa Mbak Rerie menyatakan berdasarkan catatan sejarah yang ditulis Bangsa Portugis menunjukkan bahwa keberadaan Ratu Kalinyamat yang disebut sebagai Rainha de Jepara (Ratu Jepara) itu bukanlah mitos dan bukan pula milik komunitas tertentu.
Pada dasarnya mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan. Mitos kerap disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal untuk membentuk model sifat-sifat tertentu dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.
Kehadiran Ratu Kalinyamat, menurut Mbak Rerie, bukan milik komunitas Jepara saja karena Ratu Kalinyamat merupakan sosok perempuan yang inklusif sekaligus kosmopolitan.
Sebagai perempuan yang inklusif, menurut dia, Ratu Kalinyamat menempatkan dirinya ke dalam cara pandang orang lain/ kelompok lain dalam melihat dunia. Ratu Kalinyamat berusaha menggunakan sudut pandang orang lain atau kelompok lain dalam memahami masalah.
"Hal inilah yang mendasari Ratu Kalinyamat membantu Sultan Johor dan Sultan Aceh menjaga kedaulatan lalu lintas perdagangan Nusantara dan antarpulau," katanya.
Semangat Kosmopolitan yang dimiliki Ratu Kalinyamat identik dengan keterbukaan, merangkul semua golongan, kepentingan, dan wacana setiap zaman.
Kemampuannya dibuktikan dengan membangun armada maritim yang tidak hanya berasal dari masyarakat Jepara, tetapi juga dari masyarakat Demak, Cirebon, dan Banten yang berasal dari berbagai golongan yang ada.
Kepentingan untuk memiliki jalur pelayaran dan perdagangan yang aman dan berdaulat menjadi cita-cita bersama antara Ratu Kalinyamat dengan Sultan Aceh dan Johor, ujar Mbak Rerie.
Dia menilai kepahlawanan Ratu Kalinyamat dapat diangkat secara nasional demi kepentingan bangsa Indonesia yang juga inklusif dan kosmopolitan.
"Hanya orang-orang tertentu yang mampu menjadi wacana setiap masyarakat Indonesia. Salah seorang itu adalah Ratu Kalinyamat," katanya.
Lestari juga mengatakan sisi kepahlawanan Ratu Kalinyamat dapat menjadikan masyarakat terlibat dalam pembangunan Indonesia secara aktif, kreatif, sekaligus holistik.
Malah, menurut dia, yang paling penting dari kepahlawanan Ratu Kalinyamat adalah dapat menjadi figur yang seharusnya menjadi panutan untuk membantu masyarakat, terutama generasi muda khususnya perempuan, mengeksplorasi identitas dirinya sehingga kalangan muda itu dapat mengembangkan personal value yang positif.(*)