Srikandi NasDem Raih Penghargaan Bunda Etnik 2019

JAKARTA (7 November): Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem asal Dapil Sumatera Barat, Lisda Hendrajoni, meraih penghargaan “Bunda Etnik 2019” dari Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI).

 Penghargaan diserahkan Ketua KDEI, Raizal Boeyoeng Rais di acara Pameran Indocraft yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu lalu. 

Keberhasilan Lisda Hendrajoni yang juga ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kabupaten Pesisir Selatan ini merupakan salah satu bentuk usaha dari Lisda dalam mengembangkan potensi hasil produksi batik daerah Pesisir Selatan keluar daerah yang dikenal dengan Negeri Sejuta Pesona hingga menembus kancah internasional.

Kebiasaan Lisda berbusana etnik, khas daerah, bisa dibuktikan pada setiap kesempatan dan kegiatan, ia  selalu tampil dengan ciri khasnya memakai pakaian khas daerah dan penutup kepala tengkuluk (tikuluak penutup kepala perempuan minang). Hal itu begitu melekat dalam dirinya.

Sehingga Ketua Komunitas Perempuan Berbaju Kurung Indonesia ini berhasil meraih penghargaan Bunda Etnik Indonesia bersama wanita-wanita hebat lain,  seperti Dewi Motik, Mien Uno, Rima Melati, Ayu Azhari, Widyawati Sophan Sopian dan beberapa lainnya.

Lisda Hendrajoni mengakui sangat senang atas penghargaan yang diterimanya. Dirinya tidak menyangka apa yang dilakukan untuk mengembangkan produk daerah Kabupaten Pesisir Selatan ternyata menjadi penilaian tersendiri bagi KDEI, hingga mendapat kesempatan meraih penghargaan tersebut.

“Alhamdulillah, ucapan terima kasih kepada pihak KDEI yang telah memberikan penghargaan Bunda Etnik. Keberhasilan ini merupakan keberhasilan kita semua, keberhasilan masyarakat Pesisir Selatan yang melahirkan inovasi produk lokal yang bisa dikembangkan ke luar daerah,” ucap Lisda seperti dikutip dari pesisirselatankab.go.id.

Menurut Lisda, saat ini tiga kecamatan di Pesisir Selatan Tengah giat mengembangkan produksi batik Pasisir, di antaranya batik produksi Kecamatan Bayang Utara yang dikenal dengan Batik Gunjantino, Kecamatan IV Jurai dikenal dengan Batik Loempo dan Batik Kecamatan Lunang dengan Batik Motif Mande Rubiah.

“Pada pameran Indocraf 2019 kemarin, kita diberi kesempatan menampilkan batik asli produksi Pesisir Selatan. Yakni batik produksi Kecamatan Bayang Utara yang dikenal dengan batik Gunjantino dengan tema Jembatan Akar. Kecamatan IV Jurai dengan Batik Loempo dan batik Kecamatan Lunang batik motif Mande Rubiah,” ucap Lisda.

Dengan melibatkan desainer Batik Mande Rubiah Novita Sari, desainer Batik Loempo Novia Hertini dan desainer Batik Gunjantino Lisda Hendrajoni. Belasan model pakaian yang diperagakan sangat menarik minat pengunjung.

“Saat ini baru tiga kecamatan yang memproduksi batik dengan ciri khas masing-masing, namun ke depannya kita akan terus mengembangkan hingga ke 15 kecamatan. Dengan target menjadikan Pesisir Selatan menjadi sentra batik Sumatera Barat,” pungkasnya.(*)

Add Comment