Masih Banyak Kendala Bayangi Pelaku Ekspor DIY

JAKARTA (1 Februari): Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi NasDem, Subardi mendorong peningkatan ekspor, pembatasan impor, dan menginginkan ekonomi bergerak, defisit berkurang, tidak ada PHK terhadap karyawan dan rakyat sejahtera.

Keinginan dan harapan tersebut disampaikan Legislator NasDem Subardi dalam rapat koordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang digelar di Yogyakarta, Jumat (31/1). Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian DIY,  Aris Riyanta, memoderatori rapat koordinasi tersebut.

Subardi hadir pada rapat tersebut dalam rangkaian kunjungannya ke daerah pemilihannya DIY. Dia memanfaatkan kunjungan tersebut untuk mengidentifikasi permasalahan ekspor di Yogyakarta dengan mendengarkan secara langsung aspirasi dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian beserta eksportir yang hadir. 

“Saya bertemu dengan eksportir untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi, sehingga akan ada tindak lanjut melalui Panja nantinya,” kata anggota Panja Perdagangan Komoditas Ekspor Komisi VI DPR RI itu.

Dalam pertemuan yang dihadiri 23 pelaku ekspor tersebut, diketahui bahwa DIY menjadi tujuan para buyer berskala besar karena kualitas dan kreativitas produk kerajinan tangan yang dihasilkan sangat baik. Namun eksportir masih mengalami beberapa kendala yang sangat menyulitkan produktivitas ekspor.

Kendala tersebut antara lain sulitnya akses marketing produk baik secara offline melalui pameran di luar negeri ataupun melalui platform online, selain rumitnya perizinan termasuk perizinan tempat usaha. 

Eksportir juga terbentur dengan persoalan modal. Dengan bunga bank yang tinggi beserta minimnya bantuan modal dari pemerintah bagi industri skala menengah membuat produktivitas ekspor terhambat. 

Selain itu, bahan baku juga menjadi persoalan yang masih dialami eksportir. Bahan baku masih harus didatangkan dari luar negeri menjadikan ongkos produksi semakin tinggi. Akibatnya produk dalam negeri akan kalah bersaing dengan produk impor yang lebih murah meski kualitasnya tidak lebih baik dari produk dalam negeri.

Permasalahan yang dihadapi pelaku ekspor tersebut telah disuarakan Subardi pada rapat dengar pendapat umum Komisi VI DPR ketika membahas rencana ratifikasi perjanjian dagang internasional dengan negara ASEAN dan EFTA pada Rabu (29/1). Saat itu Mbah Bardi, biasanya Subardi disapa, mengatakan pemerintah harus mempunyai regulasi untuk melindungi pengusaha dan produk lokal dengan memberi akses yang luas terhadap pemasaran melalui pameran di luar negeri dan juga promosi dengan sisten digital.

Saat ini, kata Aris Riyanta, di DIY terdapat 94.840 industri mikro, kecil, dan menengah yang mampu menyerap 351.425 tenaga kerja. Selain itu juga terdapat 312 eksportir yang terdiri dari level kecil, sedang dan besar.(*)

Add Comment