Presiden Perlu Undang Feedloter Bahas Harga Daging Sapi
JAKARTA (2 Juni): Keputusan pemerintah untuk menekan harga daging sapi di pasaran dengan melakukan impor diharapkan berdampak nyata pada masyarakat. Pasalnya pengalaman Indonesia impor daging sapi besar-besaran pada 2014 tidak berpengaruh banyak pada harga jual daging di pasaran.
Harga ekonomis hanya berpengaruh di satuan sapi potong tetapi harga daging sapi di pasaran tetap menyentuh level Rp100 ribu lebih per kg, kata anggota Komisi IV DPR Sulaiman L Hamzah dari Fraksi NasDem dalam sebuah diskusi mini di Nusantara I Kompleks MPR/DPR, Rabu (1/6).
Menurut anggota DPR dari dapil Papua itu, permainan harga di pasaran sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari alur niaga daging sapi karena permintaannya sudah semakin tinggi. Oleh karena dia meminta Presiden mengundang para feedloter besar untuk mereformulasikan harga daging hingga harga keekonomiannya. Sebab, merekalah yang selama ini menjadi penentu harga di pasaran.
"Hanya Presiden yang punya kuasa memanggil para feedloter, bukan menteri, supaya harga bisa sesuai dengan permintaan Presiden Jokowi Rp80.000 per kg. Meski sulit tapi patut dicoba," ungkapnya.
Impor daging sapi memang selalu menjadi kontroversi. Oleh karena itu, menurut Sulaiman, membahas daging sapi bersama feedloter hanyalah langkah sementara dan jangka pendek. Untuk jangka panjang pemerintah harus mempunyai skema terencana dan terukur, serta berbasis pada data yang akurat.
Untuk skema tersebut, Sulaiman berpandangan, sapi yang patut dijadikan pilihan adalah varian sapi lokal, bukan sapi Australia. Jenis sapi lokal dari Bali, misalnya, memiliki beberapa keunggulan di antaranya adalah tahan terhadap hama, perawatannya pun relatif lebih mudah.
Selain itu, daging sapi Bali sangat baik untuk dijadikan bahan olahan seperti bakso, burger, dan rendang. "Sapi Bali lebih unggul, karena sapi Australia itu punya lemak yang lebih tinggi. Jadi kalau diolah teksturnya kurang bagus,” tuturnya.
Sapi Bali juga bisa dikembangbiakan di seluruh wilayah Indonesia tanpa harus terkendala cuaca. “Seluruh wilayah di Indonesia punya potensi yang besar, tinggal keseriusan pemerintah mau atau tidak menyebarkan bibit sapi Bali itu. Harapannya stok sapi akan melimpah dari berbagai daerah sehingga hantu kenaikan harga daging tidak akan terjadi lagi,” pungkasnya.*