Surya Harapkan di Ponpes Tumbuh Nilai Pancasila

LAMONGAN, JATIM, (22 Maret): Memupuk rasa nasionalisme, kasih sayang, dan tali persaudaraan di antara anak bangsa yang menjadi nilai-nilai Pancasila selaras dengan ajaran Islam. Keramahan yang dipancarkan Islam menjadi modal keutuhan bangsa.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam silaturahim kebangsaan di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur (Jatim), Selasa (21/03).

Surya meyakini Islam yang rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam menjadi semangat, napas, dan pikiran pondok pesantren. Dalam Islam, terdapat komitmen berbangsa dalam menghargai perbedaan dan bersatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Lebih jauh Surya juga menambahkan, pemikiran universal itu, perlu dikembangkan di tengah pikiran sekelompok orang yang berusaha mempersempit tata nilai dari Islam rahmatan lil alamin. Islam tidak pernah tertinggal oleh kemajuan, teknologi, dan modernisasi apa pun.

“Ini modal besar kita sebagai suatu bangsa. Karena komitmen suatu bangsa perlu terus-menerus dipupuk untuk menjaga pluralisme, dengan ada perbedaan suku, agama,” jelas Surya.

Ditegaskan Surya, semangat kerja, kewirausahaan Pondok Pesantren Sunan Drajat harus dikembangkan. Itu dengan berbalut semangat optimisme yang akan turut menjadikan Indonesia bisa lebih baik.

Dikatakan Surya, di satu sisi, Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang mengedepankan musyawarah mufakat. Namun, pada praktiknya kehidupan masyarakat cenderung menganut libe-ralisme.

“Maka saya harap, tumbuh di pondok pesantren ini nilai dari Pancasila tersebut. Saya juga titip doa agar tidak hanya uang, tapi juga titip agar orang yang memegang arah dari negara ini tidak melupakan nilai Pancasila,” tutur Surya, seperti dilansir dari mediaindonesia.com.

Ia juga menyarankan jangan sungkan meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat sendiri. Sebaliknya, jangan pelit menerima maaf dari orang lain. Kemajuan akan tercapai dengan pemikiran dan cara pandang yang positif, bukan dengan penuh kecurigaan.

Sementara itu pengasuh Ponpes Sunan Drajat, KH Abdul Ghofur, menginginkan Surya Paloh turut menularkan semangat yang berorientasi ‘kerja, kerja, kerja’. Dengan begitu, usaha yang dikembangkan bisa maju menjadi perusahaan besar.

“Pondok Pesantren Sunan Drajat punya (pabrik) phospat terbesar di Jatim. Saya ingin diajarkan mewujudkan pabrik phospat yang besar di Indonesia. Saya punya produksi kapal. Kalau mau beli kapal, ke pondok saja. Lebih murah,” tutur Ghofur.

Kiai Ghofur memastikan pondok pesantren yang diasuhnya tidak akan membudayakan meminta-minta, tetapi terus dalam semangat memberi. (*)

Add Comment