Felly Berharap Pemerintah Pusat Berikan Perhatian Khusus pada RS Daerah

Getting your Trinity Audio player ready...

MANADO (5 Juni): Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, menyoroti berbagai tantangan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit pemerintah.

Felly mengungkapkan bahwa perubahan besar dalam sistem kesehatan tidak bisa dilakukan secara instan karena melibatkan sumber daya manusia (SDM) dan kebutuhan untuk duduk bersama mengatasi berbagai persoalan.

“Untuk merubah segala sesuatu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ini karena ada SDM yang kita harus pelan-pelan, untuk duduk bersama, untuk meminta pendapat. Mengurus manusia tidak gampang, saya pahami,” kata Felly di RSUP Kandou, Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa (3/6/2025).

Legislator Partai NasDem itu juga mengkritik kondisi bangunan rumah sakit yang masih tersebar dan tidak efisien, sehingga menimbulkan kendala dalam pelayanan. Menurutnya, dokter kerap membutuhkan waktu minimal 15 menit untuk mencapai ruang pasien akibat jarak antarruangan yang terlalu jauh.

“Rumah sakit ini memang sudah perlu ada perubahan, ada bangunan yang baru yang pelayanannya itu satu atap. Jadi dia naik ke atas bukan tersebar ke kiri atau ke kanan, dan terlalu jauh. Kita berharap ke depan, ini mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah pusat, ini rumah sakit pemerintah, rumah sakit kementerian,” tegasnya.

Felly berharap pemerintah pusat memberikan perhatian khusus pada pembangunan rumah sakit di daerah. Dia menyebut target penyediaan sekitar 1.100 tempat tidur dengan standar baru harus segera diwujudkan melalui pembangunan yang sudah ada dalam master plan.

“Banyak yang perlu dibenahi dan kita minta agar segera memperhatikan untuk pembangunan yang master plan-nya sudah ada,” ujarnya.

Selain itu, Felly menekankan perlunya fleksibilitas dalam penggunaan alat medis agar dokter dan tenaga medis dapat lebih maksimal dalam memberikan pelayanan. Keterlambatan dalam pelayanan kesehatan akan berdampak serius.

Dalam hal ketersediaan obat, Felly menyayangkan adanya kekurangan yang terjadi akibat keterbatasan pemasok, khususnya hanya bergantung pada beberapa vendor. Hal itu berdampak pada pasien yang harus membeli obat di luar rumah sakit. Padahal, mereka sudah menjadi peserta BPJS.

“Tadi saya sudah sampaikan, jangan tertutup di dua vendor. Buka sebanyak-banyaknya, supaya tidak ada kekurangan obat lagi. Kasihan mereka,” ujarnya.

Felly menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kemudahan akses dan kualitas kesehatan di Indonesia.

“Masyarakat sudah banyak menghadapi kesulitan, jangan ditambah lagi dengan persoalan pelayanan kesehatan. Ini tugas pemerintah sesuai undang-undang yang sudah diundangkan,” pungkasnya.

(dpr.go.id/*)

Add Comment