Sugeng Dorong Terobosan Investasi dan Hilirisasi Daerah

JAKARTA (3 Desember): Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menekankan perlunya terobosan kebijakan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan investasi regional serta mendukung hilirisasi produk unggulan daerah.

“Saya pribadi cukup lega dengan data investasi yang mencapai 75 persen. Masih ada kesempatan di kuartal terakhir, mudah-mudahan target dapat tercapai. Investasi adalah salah satu faktor pertumbuhan yang sangat strategis,” ujar Sugeng dalam Rapat Kerja Komisi XII DPR dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Namun, legislator Fraksi Partai NasDem itu menyoroti perlambatan konsumsi domestik yang berdampak pada beberapa sektor, termasuk otomotif.

“Pembelian mobil dan kendaraan bermotor turun terus. Ini harus menjadi perhatian karena konsumsi adalah penopang penting perekonomian,” tegasnya.

Sugeng juga menekankan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lain dalam menarik investasi asing.

“Di tingkat ASEAN kita masih kalah dengan Vietnam. Thailand manufakturnya kuat, Singapura pusat investasi keuangan. Kita justru terlihat menurun,” ungkapnya.

Ia menyoroti kontribusi investasi terhadap PDB Indonesia yang masih sekitar 18 persen dan menekankan pentingnya meningkatkan angka ini agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional lebih signifikan.

Sebagai langkah strategis, Sugeng mengusulkan pembentukan kawasan industri di daerah dengan insentif khusus, mencontoh keberhasilan Tiongkok dalam menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.

“Perlu kawasan industri di daerah dengan insentif khusus. Kita dorong kemandirian energi dan pangan. Misalnya di Sumatera Selatan ada kelebihan listrik sekitar 2 gigawatt, ini potensi besar untuk merangsang investasi,” jelasnya.

Selain itu, Sugeng menekankan pentingnya memperkuat ekosistem usaha dan mengatasi tantangan ketenagakerjaan agar Indonesia siap memanfaatkan peluang dari konflik dagang global.

“Peluang dari konflik dagang global bisa menguntungkan, tetapi negara yang paling siap menerima limpahan investasi adalah Vietnam. Ini harus kita jawab dengan perbaikan ekosistem domestik,” tuturnya.

Sugeng menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya kepastian regulasi dan kebijakan yang berpihak untuk mendorong percepatan realisasi investasi sekaligus meningkatkan konsumsi nasional.

“Perlu ekosistem yang kondusif. Dari obrolan dengan pengusaha, mereka masih cenderung wait and see. Ini yang harus dijawab agar realisasi investasi bisa terus meningkat,” pungkasnya. (dpr.go.id/*)

Add Comment