RI Tepat Ambil Langkah Kebijakan Ekonomi Makro

RI Tepat Ambil Langkah Kebijakan Ekonomi Makro

JAKARTA (3 September): Pemerintah Indonesia sudah tepat mengambil kebijakan ekonomi makro untuk bersaing dengan negara lain termasuk kenaikan nilai tukar dolar yang melonjak.  Hal tersebut disampaikan Shanti Ramchand Shamdasani, Konsultan Hukum dan Pelaku Strategis Bisnis Internasional yang juga Calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai NasDem Dapil Jakarta 2, Minggu (2/9).

"Indonesia telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk bersaing bahwa kondisi ekonomi makro dollar seperti itu dan kejadian adanya brexit dan lain-lain itu di luar kendali siapapun dan negara manapun," kata Shanti saat mengikuti Pekan Orientasi Caleg NasDem di Hotel Mercure, Ancol Jakarta.

Shanti menuturkan Indonesia telah siap menghadapi era globalisasi dengan usulan membangun "soft infrastructur" atau sumber daya manusia.0

"Kita harus fokus ke anak muda salah satunya soal teknologi," kata penasehat ASEAN bidang perdagangan internasional itu.

Shanti menganggap Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang paham dan memanfaatkan teknologi, serta memaksimalkan pengelolaan sumber daya manusia.

 

Terkait kebijakan Indonesia terhadap ekonomi makro dunia jelas Shanti, pemerintahan Joko Widodo telah berupaya berbagai cara dan Bank Indonesia tidak bisa mengintervensi cukup banyak.

"Untuk sementara ini, saya melihat tidak diperlukan intervensi Bank Indonesia karena cara yang diambil pemerintah sudah tepat," ungkap politisi NasDem  yang tergerak untuk membangun Indonesia dari parlemen itu.

Shanti menilai Indonesia cukup beruntung dibanding India yang terkena cukup besar akibat perekonomian dunia. Shanti memperkirakan kondisi Indonesia akan tetap stabil hingga pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 atau selama setahun mendatang.

"Saya melihat dalam satu tahun ke depan aman, namun tergantung gejolak ekonomi dunia, treat war salah satu faktor, hubungan antara Tiongkok dengan regional," ujar Shanti.

Shanti mengungkapkan China sangat aktif memainkan perdagangan regional seperti perjanjian FTA mengenai perdagangan dengan beberapa negara sehingga berdampak besar terhadap negara lain.

Shanti juga menekankan pentingnya pemahaman hubungan Korea Utara dengan Amerika yang akan berdampak terhadap ekonomi "South Asia" bahwa Indonesia menjadi 40 persen ekonomi kawasan itu.

 

Diingatkan Shanti, tudingan pihak oposisi terkait kekhawatiran akan tingginya nilai dolar Amerika atas rupiah adalah wajar karena tidak berbasis data yang akurat.(Ant/*)

Add Comment