Catatan Kecil Mahasiwa ABN Partai NasDem
Oleh: Rusdi Mahasiswa ABN utusan Kalimantan Tengah Ijinkan saya mengawali Catatan Kecil saya ini dengan mengutip salah satu Ayat Al Qur’an Ar-Ra’d : 11, yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Q. S. [13] : 11. Ayat tersebut dengan gamblang mengajarkan kepada setiap Individu baik sebagai perorangan atau sekelompok orang yang terhimpun baik dalam komunitas kecil maupun besar seperti sebuah bangsa dan negara adalah untuk berubah harus dari dalam diri kita atau dari bangsa itu sendiri. Lalu
Memahami Perppu No 2 Tahun 2017 Dalam Perspektif Melindungi Tumpah Darah
Oleh: Ahmad M Ali Anggota Komisi III, Fraksi NasDem DPR RI Kehadiran Peraturan Presiden Pengganti undang-undang Nomor 2 tahun 2017 yang mengatur mengenai organisasi kemasyarakatan menuai kritikan dari berbagai pihak. Walaupun telah disampaikan di berbagai media, bahwa tujuan negara adalah untuk memastikan keselamatan, menghalau kecemasan dan memberikan kepastian hukum. Langkah itu diambil untuk menjamin keselamatan bersama dari ancaman radikalisme dan prahara yang lebih luas. Dalam artian, ada suatu ancaman global yang menjadi suatu kegentingan yang sifatnya memaksa negara untuk mengambil langkah-langkah strategis. Pertanyaannya, apakah sudah ada kegentingan
ABN Partai NasDem: Pengalaman dan Kesempatan Berharga
Oleh: Saharuddin Mahasiswa ABN Asal DPW Partai NasDem Sulawesi Tengah Mengikuti pendidikan di Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem adalah pengalaman pertama dan paling berharga bagi saya. Banyak hal-hal baru yang saya temukan. Bukan hanya pengetahuan tetang politik dan wawasan kebangsaan, tapi juga pengalaman lain yang jika dituliskan akan membutuhkan waktu khusus. Sebut saja pengalaman bertatap muka langsung dengan ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan coba memahami apa sesungguhnya yang sedang digagas dan dipersiapkan beliau buat bangsa ini. Saat memberi sambutan pada peresmian ABN beberapa waktu lalu, saya
ABN, Indonesia Kini dan Tanggungjawab Parpol
Oleh: Akbar Faizal Ketua DPP Partai NasDem 72 tahun silam, para founding fathers membuat kesepakatan maha besar bernama Indonesia. Tidak hanya sekedar nama, diksi Indonesia mengandung makna yang luas dan dalam. Ia adalah representasi dari beragam agama, bahasa, budaya, suku, hingga warna kulit. Semua bersepakat untuk mengesampingkan kepentingan dan ego kelompoknya demi tujuan nasional yang ditancapkan di dalam konstitusi bernegara. Proses bernegara sebagai Indonesia telah melewati lorong waktu, hingga berganti abad. Ibarat kapal besar, Indonesia telah menerjang berbagai macam riak dalam bentuk evolusi dan revolusi. Bukan sesuatu
Saya Bangga Jadi Mahasiswa ABN Partai NasDem
Oleh: Lalu ZulQarnain Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem baru saja diresmikan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo, Minggu, 16 Juli 2017, di Auditorium Ki Hajar Dewantara Kampus ABN Jakarta Selatan. Peresmian ABN ini juga dihadiri beberapa petinggi negara, diantaranya para Menteri, Kapolri dan Lembaga Tinggi lainnya. Ketua umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam sambutan pembukaan menegaskan, ""makna kehadiran (atau) dilahirkannya Akademi Bela Negara (ABN) sekali lagi, semata-mata adalah untuk tujuan mempersatukan seluruh potensi kemampuan dan komitmen nilai yang kita miliki sebagai suatu bangsa"". Penegasan ini secara
Apa itu ABN?
Oleh: Heru Septian* "Apaan itu Akademi Bela Negara? Akh palingan juga semacam sekolah sekuriti! Memangnya negara mau perang apa?" Ujar mereka yang berpikir skeptis dan terkesan apatis. Jadi, sebagai salah satu peserta ABN perwakilan daerah Bengkulu sebenarnya tidak banyak hal yang bisa sampaikan dikarenakan kemampuan dan pengalaman saya yang masih amat minim. Dan jujur ini adalah kali pertama saya bergabung ke dalam sebuah organisasi/parpol. Oleh karena itu jikalau disuruh berbicara tentang kajian politik di dalam konteks lembaga ini, maaf saya belum mampu memaparkan. Namun ada perspektif
Surya Paloh, NasDem, Aceh dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
Catatan Zaini Djalil* Dalam Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Partai NasDem Zona III yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Selasa (23/5) Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh secara khusus menegaskan jika dirinya adalah aneuk Aceh. Bapak Surya Paloh juga menegaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui wilayah Aceh, tempat kelahirannya. Bukan hanya itu, Ketua Umum juga menekankan bahwa Islam yang masuk melalui Aceh yang dipeluk oleh mayoritas rakyat Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Bisa jadi, penegasan Islam rahmatan lil ‘alamin ini karena beliau merasakan ada gerakan keagamaan yang
Amal Bakti Ramadhan dan Penguatan Rasa Tolong Menolong
*Ahmad M Ali Kegiatan amal bakti Ramadhan Partai NasDem Sulawesi Tengah dengan tema: “Bulan Baik Bersama Orang Baik,” adalah dalam rangka untuk mendorong kebudayaan tolong menolong, dan mendorong kesadaran berbagi. Tradisi berbagi dalam bulan ramadhan telah dipraktikan oleh DPW Partai NasDem Sulawesi Tengah sejak 4 tahun yang lalu. Sebagai sebuah partai politik, NasDem memandang penting ikut bahu membahu mengatasi kesulitan masyarakat dan menumbuhkan semangat berbagi diantara rakyat, terutama pada momen penting keagamaan seperti Ramadhan bulan ramadhan. Dalam kacamata organisasi, ramadhan juga dapat dipandang sebagai momentum
Dilema Demokrasi Liberal di Indonesia
Oleh: Martin Manurung Indonesia mengalami rejim otoritarian selama pemerintahan Orde Baru (1967-1998). Beberapa catatan penting pada masa itu diantaranya adalah berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), kekuasaan Presiden yang begitu eksesif, sentralisasi kekuasaan, hilangnya kebebadan berpendapat, berserikat dan berkumpul, serta praktik korupsi yang berpusat di rejim kekuasaan Orde Baru. Selain itu, banyak pihak yang menyatakan bahwa indoktrinasi untuk memperkuat kekuasaan rejim telah dijalankan melalui pendidikan Pancasila yang diinterpretasikan menurut kepentingan kekuasaan semata. Sejarah kemudian menunjukkan bahwa kekuasaan rejim Orde Baru runtuh bersamaan dengan krisis ekonomi yang mendera
Kabar dari Ulaanbaatar Mongolia
Oleh: Martin Manurung Hari ini saya menghadiri Konferensi SocDem Asia yang diselenggarakan di Ulaanbaatar, ibukota Mongolia. Konferensi kali ini bertema: "Challenges and Outlook to Asian Social Democracy". Pada setiap pertemuan, masing-masing negara dan partai politik saling bertukar pengalaman dan saling memberikan sumbang saran tentang dinamika sosial-politik yang terjadi masing-masing negara. Tantangan radikalisme dan fundamentalisme yang terjadi di Indonesia juga menarik perhatian negara-negara lain. Hal itu disebabkan kenyataan bahwa keprihatinan yang sama juga terjadi di negara-negara sahabat, khususnya di kawasan Asia. Di hampir semua negara, radikalisme sejatinya dijadikan alat politik