Julie Laiskodat Bawa Industri Gula Semut NTT Naik Kelas

KUPANG (17 Februari): Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat mengunjungi UMKM “Mama Ana” yang ada di Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, baru-baru ini.

Kehadiran perempuan yang akrab disapa Julie itu juga dalam rangka memberi dukungan dan melihat secara langsung fasilitas mesin pengemas saset produk powder gula semut kemasan yang nanti akan dipasarkan ke berbagai hotel dan restaurant di NTT.

Mesin pengemas saset produk powder gula semut yang digunakan UMKM “Mama Ana” tersebut merupakan bantuan dari Dekranasda Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2022.

“Gula semut ini sebelumnya kemasan biasa, sekarang sudah dalam bentuk kemasan saset,” kata Julie yang juga Anggota Fraksi NasDem DPR RI itu.

Julie mengatakan saat ini sudah ada tiga UMKM pengelola gula semut yang menjadi binaan Dekranasda NTT, yaitu satu UMKM di Alor, Manggarai Barat, dan UMKM “Mama Ana” yang berlokasi di Lasiana, Kota Kupang.

“UMKM Mama Ana ini binaan yang ketiga, yang bergerak di gula semut. Sebelumnya yang di Alor dan Manggarai Barat. Ke depan kita ingin kembangkan lagi di kabupaten-kabupaten lainnya,” kata Julie menambahkan.

Lebih jauh Julie menerangkan apabila semua produk lokal sudah masuk ke industri hotel dan restaurant, maka pihaknya akan mendorong Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk sama-sama menjamin produk hasil UMKM binaan Dekranasda terus stabil dan mudah mencari pasarnya.

“Ini sudah melewati proses penelitian yang ketat dari instansi terkait, sehingga tidak perlu diragukan lagi,” tambah dia.

Sementara itu, Owner UMKM “Mama Ana” Olvira Ballo, menyampaikan terima kasih kepada Ketua Dekranasda NTT Julie Laiskodat yang telah memberikan bantuan fasilitas mesin packing yang menjadi salah satu solusi untuk memasarkan produknya.

Menurut Olvira, bahan baku gula semut ini diambil dari petani-petani gula di Rote. Dikatakan Olvira Ballo, gula semut atau gula lontar dari NTT miliki musim panen pohon lontar yang unik.

Menurut dia biasanya gula semut diproduksi pada awal musim panas sekitar bulan Juni hingga Juli, sehingga stoknya mulai kencang, akan tetapi begitu masuk musim hujan langsung berhenti.

“Kami senang sekali karena jaringan Dekranasda NTT hari ini, kami akan disambungkan dengan petani gula dari Sabu, petani gula dari Alor, dan dari Flores. Kita jujur kekurangan bahan baku, karena bahan bakunya musiman. Bunda Julie sudah fasilitasi kami untuk distribusi ke hotel-hotel dan restaurant,” demikian tutup Olvira.

(WH)

Add Comment