Subardi Ingatkan Himbara Waspadai Bahaya Pinjol
JAKARTA (13 November): Fenomena judi online belakangan mencuat setelah kepolisian menetapkan 11 tersangka termasuk pegawai Kementerian Informasi dan Digital (Komdigi).
Selain judi online, bahaya yang tak kalah dahsyat adalah pinjaman online (pinjol). Hal itu ditegaskan anggota DPR RI Fraksi dari Fraksi Partai NasDem, Subardi, saat Rapat Dengar Pendapat dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), di Komisi VI DPR.
“Tentunya ini menjadi satu perhatian Himbara, pinjol sangat meresahkan. Banyak masyarakat tergiur pinjol karena minim literasi keuangan. Sasarannya banyak masyarakat bawah. Ini mengkhawatirkan,” kata Subardi dalam rapat dengan Himbara di Ruang Komisi VI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11).
Subardi mengutip data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa angka pembiayaan pinjol mencapai Rp74,48 triliun per September 2024. Dari data itu, laba industri pinjol melesat dari 66,15% menjadi Rp806,05 miliar dibanding periode yang sama tahun 2023.
“Angka ini menunjukkan betapa tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pinjol,” ujar Subardi.
Menurutnya, faktor kemudahan dan kecepatan akses membuat masyarakat lebih memilih pinjol daripada bank konvensional. Fenomena itu menjadi peringatan bagi Himbara karena dikhawatirkan adanya pergeseran masyarakat kepada pinjol. Di sisi lain, pinjol ilegal terus bermunculan hingga menjadi banyak kasus rentenir.
“Fenomena pinjol bisa menjadi alarm bagi bisnis pendanaan Himbara. Birokrasi di bank yang rumit, masyarakat dikhawatirkan beralih ke pinjol. Ini jangan diabaikan. Bahaya pinjol membuat banyak temuan kasus bunuh diri, teror, hingga peretasan data pribadi,” terang legislator NasDem dari Dapil DIY itu.
Kasus-kasus pinjol yang meresahkan perlu direspons serius oleh Himbara. Menurut Subardi, Himbara tidak boleh lepas tanggung jawab. Sesuai aturan, perbankan terutama Himbara wajib menjaga fiskal dan layanan pinjaman, baik berupa pinjaman modal usaha, pinjaman pendidikan, dan program pendanaan lainnya.
Secara khusus Subardi berharap kepada BRI sebagai bank terbesar anggota Himbara agar menghentikan ketergantungan masyarakat pada pinjol. Dalam RDP kali ini, BRI membukukan laba tertinggi di antara anggota Himbara, yakni Rp60,4 triliun sepanjang 2023 atau tumbuh 17,5% year on year (yoy).
“BRI punya infrastruktur luas hingga ke desa. BRI punya agen BRIlink, BRImo yang sudah diakses lebih dari 37 juta nasabah. Kemudian yang paling diharapkan adanya kredit Ultra Mikro. Artinya, BRI telah siap untuk mengatasi pinjol ini,” pungkas Subardi.
(NK/*)